Video editan itu di-retweet Trump pada Rabu (16/9/2020), yang menurut AFP ditujukan untuk mempersuasi para pemilih di pilpres AS bahwa Biden akan mendorong kejahatan kekerasan.
Di video ini terlihat capres dari Partai Demokrat itu memainkan lagu rap yang mengolok-olok polisi dengan kata kasar dari ponselnya.
Di video editan tersebut lagu yang diputar adalah lagu N.W.A (Niggaz Wit Attitudes) tahun 1988 berjudul Fuck tha Police. Biden lalu berjoget sedikit sambil tersenyum.
Setelah beberapa detik dia berseloroh, "Jika saya memiliki bakat dari salah satu dari orang-orang ini, saya akan terpilih sebagai presiden secara aklamasi."
"China ngiler," tulis Trump di caption-nya.
Twitter kemudian menandai video tersebut dengan label manipulated media atau "media yang dimanipulasi", karena Biden tidak memutar lagu grup hip hop tersebut.
Video itu diambil dari kampanye Biden di Florida pada Selasa (15/9/2020), dan lagu yang diputar eks wapres Barack Obama itu sebenarnya adalah Despacito.
Pelantun lagu tersebut, Luis Fonsi, baru saja menyambut Biden di acara itu.
Jajak pendapat masih menunjukkan Trump tertinggal dari Biden, dalam perburuan kursi nomor 1 di "Negeri Paman Sam".
Trump membuat klaim dia sedang menjaga keamanan AS dari massa sayap kiri, dan itu dijadikannya kunci memenangkan jabatan keduanya.
Sebelumnya pada Selasa (15/9/2020) Trump me-retweet seorang pendukung yang menggambarkan Biden sebagai seorang pedofil.
https://www.kompas.com/global/read/2020/09/17/135344770/trump-berulah-lagi-di-twitter-retweet-video-editan-biden-olok-olok-polisi