Dia mengatakannya dalam wawancara dengan jurnalis The Washington Post Bob Woodward, yang kemudian menjadi buku dengan judul Rage.
Woodward memutar rekaman wawancara dengan sang presiden di acara NBC's Today, jelang peluncuran bukunya pada Selasa besok (15/9/2020).
Dalam satu dari 18 wawancara yang dilakoni dengan Woodward, Trump menjelaskan mengapa dia bisa dekat dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan kini disorot karena membredel kebebasan pers dan memenjarakan puluhan ribu orang sejak aksi kudeta terhadapnya gagal di 2016.
Dilansir AFP Senin (14/9/2020), dia juga mengungkapkan kedekatannya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Presiden China Xi Jinping.
Kemudian Presiden Rusia Vladimir Putin, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dan sederet pemimpin asing yang ditengarai melakukan pelanggaran HAM.
"Saya bisa berhubungan baik dengan Erdogan, meski hal itu ditentang sebagian orang karena mereka beranggapan 'dia sangat berbahaya'," ujar dia.
Dalam rekaman bertanggal 22 Januari, presiden dari Partai Republik tersebut mengatakan dia menyukai tipe pemimpin yang demikian.
"Saya bisa mengatakan kepada Anda mengenai relasi saya, semakin keras dan kejam orang itu, semakin baik saya berhubungan," kata dia.
Sang presiden yang dilaporkan menjaga jarak dengan sekutunya di NATO itu mengaku tidak tahu mengenai alasan ketertarikannya itu.
"Anda yang mungkin bisa menjelaskannya suatu saat, Ok? Dimulai dari mengapa saya bisa suka atau tidak kepada mereka," paparnya.
https://www.kompas.com/global/read/2020/09/15/070000570/trump-mengaku-menyukai-pemimpin-asing-yang-keras-dan-kejam-