Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Taliban Mau Gencatan Senjata kalau Anggotanya Dibebaskan"

Hal tersebut disampaikan kepala proses perdamaian untuk Pemerintah Afghanistan, saat pembicaraan damai dibuka pada Sabtu (12/9/2020).

Abdullah Abdullah ketua Dewan Tinggi Afghanistan untuk Rekonsiliasi Nasional mengatakan, "bisa jadi" Taliban akan menuntut pembebasan tahanan lebih lanjut sebelum melakukan gencatan senjata.

Berdasarkan perjanjian penarikan pasukan yang disepakati AS dan Taliban di Doha pada Februari, 5.000 tahanan Taliban telah dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.000 pasukan pemerintah Afghanistan.

"Ini bisa jadi salah satu gagasan mereka atau salah satu tuntutan mereka," kata Abdullah kepada AFP tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Ini adalah tugas tim negosiasi untuk mencaritahu hal-hal apa yang dapat membantu kami memanfaatkan momen ini."

Dalam pidato pembukaannya Abdullah menyerukan gencatan senjata segera dilakukan, tetapi permintaannya tidak digubris salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, yang tidak menyebutkan gencatan senjata dalam pidato pembukaannya.

Taliban khawatir mengurangi kekerasan dapat mengikis pengaruh mereka, tetapi sudah menerapkan dua gencatan senjata sementara dalam setahun terakhir.

Kemudian saat ditanya apakah pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan datang pada November adalah alasan gencarnya diplomasi Washington, Abdullah berkata "mereka meningkatkannya dalam beberapa bulan terakhir."

"Tetapi yang mendesak sebenarnya rakyat Afghanistan," tambahnya.

"Kamp Moria (adalah) takdir bagi banyak keluarga Afghanistan, banyak dari mereka, karena kelanjutan perang," katanya mengacu pada kamp Moria Yunani yang terbakar pekan ini dan menampung banyak warga Afghanistan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/13/132621270/taliban-mau-gencatan-senjata-kalau-anggotanya-dibebaskan

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke