Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diblokir India karena Dituduh Sebar Data Pengguna ke China, TikTok Buka Suara

Tudingan itu diarahkan oleh India, buntut dari bentrokan maut di perbatasan dengan militer China, yang menewaskan 20 tentara India.

Pada Selasa pimpinan TikTok di India Nikhil Gandhi menyatakan, platform berbagi video tersebut "tidak membagikan informasi pengguna di India dengan pemerintah asing, termasuk China."

"Bahkan jika kami dimintanya di masa depan, kami tidak akan melakukannya," ucapnya dikutip dari AFP.

Ia menambahkan bahwa "Ratusan juta pengguna, seniman, pendongeng, pendidik, dan penampil (bergantung) kepada aplikasi itu untuk penghidupan mereka."

TikTok merupakan satu dari 59 aplikasi buatan China yang diblokir India mulai Senin (29/6/2020).

Kebijakan ini diambil dengan alasan keamanan dan privasi nasional, 2 minggu setelah terjadi bentrokan maut di perbatasan kedua negara.

Kementerian Teknologi Informasi India menerangkan, aplikasi-aplikasi itu "terlibat dalam kegiatan... yang merugikan kedaulatan dan integritas India, keamanan negara, serta ketertiban umum."

"Pemerintah India telah melarang penggunaan aplikasi tertentu... Keputusan ini adalah langkah yang ditujukan untuk memastikan keamanan dan kedaulatan dunia maya di India," lanjut keterangan itu dikutip dari AFP.

Kementerian juga menyatakan, mereka melakukan pemblokiran setelah menerima beberapa keluhan yang menuding pencurian data dan pelanggaran privasi pengguna.

Namun belum diketahui kapan pemblokiran ini akan dilaksanakan, karena warga India yang sudah mengunduh aplikasi TikTok di ponselnya, masih dapat membukanya pada Selasa (30/6/2020).

"Tanggapan sepadan"

China dan India sudah lama tidak akur, tetapi insiden di perbatasan Himalaya pada 15 Juni semakin memanaskan situasi.

Bentrokan milter India vs China itu menewaskan 20 tentara India, sedangkan China belum mengungkap jumlah korban atau tentaranya yang luka-luka.

Gugurnya tentara India memicu kemarahan besar di media sosial, dan seruan untuk memboikot produk-produk China pun menyebar luas.

Bendera-bendera China dibakar di Negeri "Bollywood", lalu para pedagang menghancurkan barang-barang China di jalanan sebagai bentuk protes.

Hubungan kedua negara terpadat di dunia itu juga sempat menegang pada Agustus tahun lalu.

Kala itu New Delhi mencabut status semi-otonom Kashmir yang dikuasi India, dan memisahkan Ladakh - yang sebagian diklaim oleh China - menjadi wilayah administrasi baru.

India lalu "curhat" ke Amerika Serikat (AS) tentang tumbuhnya pengaruh China di Samudera Hindia. New Delhi kemudian meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Washington serta Australia dan Jepang.

Negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa ini juga kesal dengan dukungan China ke Pakistan, dan mendirikan jalur perekonomian melalui bagian-bagian Kashmir yang dikendalikan oleh Islamabad, tetapi diklaim oleh India.

Sejak bentrokan terbaru, dua negara bertetangga yang sama-sama bersenjata nuklir ini telah memperkuat barisan pertahanan masing-masing di perbatasan antara Ladakh dan Tibet.

India mengerahkan ribuan pasukan dan sedang mengirim pesawat-pesawat tempur tambahan ke wilayah pegunungan itu.

"Mereka yang melakukan tindak kejahatan di tanah India di Ladakh telah mendapat tanggapan yang sepadang," kata Perdana Menteri India Narendra Modi dalam pidato radio mingguannya pada Minggu (28/6/2020).

Modi rencananya akan mengadakan pidato kenegaraan lagi pada Selasa pukul 16.00 waktu setempat.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/30/155920270/diblokir-india-karena-dituduh-sebar-data-pengguna-ke-china-tiktok-buka

Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke