Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepada Media Inggris, Pasien 01 dan 02 Covid-19 Indonesia Beberkan Kisahnya

Sita Tyasutami yang merupakan pasien 01, menceritakan dirinya mengalami semua gejala virus corona. Demam tinggi, mual, dan batuk kering.

Akan tetapi saat dibawa ke rumah sakit di Jakarta, ia tidak langsung didiagnosis positif Covid-19. Begitu pun dengan ibunya, Maria Darmaningsih, yang menjadi pasien 02.

Saat keduanya menanti di kamar rumah sakit yang terpisah dan menanti hasil tes virus corona, Presiden Joko Widodo membuat pengumuman mengejutkan.

Jokowi mengatakan dua WNI positif Covid-19. Keduanya adalah pasangan ibu dan anak perempuan, masing-masing berusia 64 tahun dan 31 tahun. Jokowi juga mengungkapkan keduanya sedang dirawat di rumah sakit Jakarta.

Pengumuman itu sekaligus menjadi penanda bahwa virus corona telah masuk Indonesia.

Diberitakan BBC pada Rabu (6/5/2020), Tyasutami dan ibunya tidak percaya saat presiden mengumumkan hal itu. Mulai dari profil mereka, umur, gejala, dan riwayat kontak.

Akan tetapi Jokowi tidak menyebut nama pasien, dan menggantinya dengan angka yakni pasien 01 dan 02.

Tyasutami lalu bertanya ke perawat, apakah rumah sakit merawat pasien virus corona lainnya. Perawat menjawab, "Tidak."

"Saya bingung, saya marah, saya sedih," kata Tyasutami kepada BBC. "Saya tidak tahu harus berbuat apa karena itu semua di media."

Sebelum diagnosis, Tyasutami menjalani hari-harinya sebagai penari profesional, manajer seni pertunjukan, saudara perempuan, anak perempuan, dan seorang teman.

Namun setelah diagnosis, identitasnya direduksi menjadi hanya dua kata: pasien 01. Catatan medisnya bocor, rincian kasusnya salah dilaporkan, dan gosip marak beredar secara online.

Gejalanya bermula dengan tenggorokan gatal. Tyasutami awalnya menghiraukan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, menurutnya.

Kemudian 17 Februari pagi, dia terbangun dengan gejala yang lebih dari sekadar penyakit ringan.

Ibunya, Darmaningsih, seorang ahli tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), jatuh sakit akhir minggu itu. Kondisinya memburuk setelah pertunjukan tari pada 23 Februari.

Mereka lalu memeriksakan diri di rumah sakit Depok. Dokter awalnya mendiagnosis Darmaningsih dengan tifus, dan Tyasutami dengan bronkopneumonia.

"Kami meminta dites Covid-19, tetapi ditolak karena saat itu rumah sakit tidak memiliki fasilitas yang tepat," kata Tyasutami.

Lalu pada 27 Februari mereka dirawat di rumah sakit, dan masih belum mengetahui adanya patogen yang menyerang sel mereka.

Sekitar 24 jam kemudian seorang teman Tyasutami memberitahunya, bahwa dia menghadiri pentas tari yang sama dengan seorang wanit Jepang yang positif Covid-19.

Tyasutami tidak mengenal wanita Jepang itu, tetapi memahami betapa berat diagnosisnya.

"Itu sebabnya saya bersikeras sekali lagi ke dokter untuk dites," kata Tyasutami.

Dokter kali ini memenuhi permintaannya. Mereka dipindahkan ke RS Sulianti Saroso di Jakarta untuk menjalani tes swab Covid-19.

Tyasutami dan Darmaningsih mengira dokter yang akan memberitahu hasilnya, tapi ternyata diagnosis mereka dibacakan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret.

Achmad Yurianto juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid-19 mengatakan kepada BBC, tidak ada yang salah dengan pengungkapan presiden kepada publik.

UU tahun 2009 tentang kesehatan mengatakan bahwa kebebasan pasien tidak berlaku untuk hal-hal yang menjadi kepentingan umum.

Benar atau salah, pengumuman pasien 01 dan 02 ini menjadi pusat perhatian nasional.

Dalam beberapa jam, pesan yang menunjukkan inisial, alamat lengkap, dan catatan medis dari pasien 01 (Tyasutami) dan pasien 02 (Darmaningsih) bocor dan dibagikan secara luas di WhatsApp.

"Mereka menyerang Sita, menyalahkannya karena membawa virus ke Indonesia," kata kakak perempuan Tyasutami, Ratri Anindyajati kepada BBC.

"Mereka menyalahkannya karena kehilangan pekerjaan, atau dipisahkan dari keluarga mereka. Mereka mempertanyakan bagaimana dia bisa terlihat begitu baik dan cantik setelah sakit. Mereka mengatakan itu diatur."

Tyasutami diadili oleh publik, meskipun sangat mungkin Indonesia memiliki kasus virus korona sebelum 2 Maret.

Pemerintah membantahnya, tetapi pada awal Februari, sebuah studi oleh Universitas Harvard menunjukkan mungkin ada "kasus yang tidak terdeteksi" di Indonesia, yang memiliki hubungan dekat dengan China, tempat virus berasal.

Sekarang, Indonesia adalah salah satu negara yang paling terdampak di Asia Tenggara, dengan sekitar 12.000 kasus dan hampir 900 kematian hingga saat ini.

Asal-usul Covid-19 di Indonesia mungkin tidak pernah diketahui. Pasien 01 dan 02, bagaimanapun, telah menjadi catatan.

"Sebelum diagnosis, saya memiliki kurang dari 2.000 followers di Instagram," kata Tyasutami.

"Saya tidak memiliki seorang pun yang mengirimi saya ujaran kebencian. Dalam beberapa hari (setelah diagnosis), followers saya meningkat menjadi 10.000. Orang-orang mengomentari semuanya, terutama foto-foto saya dengan pakaian tari yang seksi dan terbuka."

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/07/184821470/kepada-media-inggris-pasien-01-dan-02-covid-19-indonesia-beberkan

Terkini Lainnya

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke