Kabar ini diumumkan pada Kamis (2/4/2020) bersamaan dengan diperpanjangnya masa lockdown sampai 13 April.
"Para ahli mengatakan kami berada di jalur yang benar, dan langkah-langkah drastis yang kami ambil mulai membuahkan hasil," kata Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza, dikutip dari The Guardian.
Namun ia juga memperingatkan bahwa pertarungan belum selesai, dan mengibaratkan penanggulangan Covid-19 adalah "pertempuran panjang."
Total 727 korban pada Rabu lebih rendah dibandingkan jumlah korban harian mulai 27 Maret, menurut data dari Worldometers.
Di tanggal itu Negeri "Pizza" mencatatkan jumlah kematian harian tertinggi yaitu 919 korban dalam sehari.
Berlanjut ke 28 Maret, korban harian berjumlah 889 orang. Kemudian pada 29 Maret sempat turun lagi ke angka 756.
Akan tetapi pada 30 Maret naik lagi ke angka 812, dan pada 31 Maret sebanyak 837 melayang di negara pimpinan Giusepe Conte tersebut.
"Kurva memberi tahu kita sedang berada di dataran tinggi," kata Silvio Brusaferro mengandaikan.
"Itu bukan berarti kita telah mencapai puncaknya dan sudah berakhir, tapi kita harus mulai turun," terang Presiden Institut Kesehatan Tinggi Italia (ISS) tersebut pada The Guardian.
Kemudian untuk jumlah kasusnya, Italia mencatatkan tambahan 4.782 kasus pada 1 April, lebih tinggi dari 30 Maret (4.050 kasus) dan 31 Maret (4.053 kasus).
Namun, jumlah kasus harian pada 1 April lebih rendah dibandingkan pertengahan Maret.
Pada 21 Maret contohnya, Italia mencapai jumlah kasus harian tertingginya yakni 6.557 dalam sehari.
Penambahan tertinggi kedua pada 26 Maret yaitu 6.203 kasus dalam 24 jam.
Italia sendiri hingga Kamis (2/4/2020) mencatatkan total 110.574 kasus, yang 80.572 di antaranya masih aktif.
Untuk kasus yang sudah tidak aktif berjumlah 30.002, terbagi ke 16.847 pasien sembuh dan 13.155 korban meninggal dunia.
https://www.kompas.com/global/read/2020/04/02/212148270/727-korban-dalam-sehari-italia-catatkan-kematian-harian-terendah-6-hari