Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ancaman Italia bagi Pelanggar Lockdown: Penjara hingga Polisi Penyembur Api

Sederet larangan dan hukuman disiapkan, setelah Negeri "Pizza" melaporkan adanya 69.176 kasus infeksi dan 6.820 korban meninggal.

Berdasarkan data yang disajikan Universitas John Hopkins, Italia menjadi negara dengan angka kematian virus corona tertinggi di dunia.

Roma pun menerapkan sederet aturan ketat, yang harus dipatuhi warga selama lockdown. Jika tidak, mereka terancam mendapat penjara dan denda.

Dilansir CNN Rabu (25/3/2020), berikut merupakan rangkaian hukuman yang diberikan kepada warga jika mereka kedapatan melanggar karantina:

  • Mereka yang terbukti positif mengidap Covid-19, penyakit yang diakibatkan virus, dan tidak tinggal di rumah, bakal dipenjara selama lima tahun.
  • Denda bagi pelanggar aturan karantina meningkat. Dari semula 400 euro (Rp 7,1 juta) menjadi 3.000 euro, atau sekitar Rp 53,3 juta.
  • Tempat usaha yang ketahuan melanggar aturan yang diterapkan untuk menjaga jarak bakal ditutup selama 30 hari.
  • Dalam dekrit, pemerintah menyatakan bakal meninjau aturan itu setiap bulan hingga 31 Juli, dengan peluang semakin diperberat.

Selain penjara, sejumlah kepala daerah di Negeri "Pizza" mulai melontarkan ancaman demi ancaman kepada masyarakat yang masih membangkang.

Presiden Region Campania, Vincenzo De Luca, misalnya. Dalam pernyataannya di televisi, dia berujar mendapat informasi bakal terjadi pelanggaran.

"Saya menerima kabar bakal ada yang menggelar pesta kelulusan. Jika itu terjadi, maka kami akan mengirim polisi dengan penyembur api," ancam dia.

Di Messina, Wali Kota Cateno De Luca tidak kalah keras dalam meminta warganya untuk tidak "nongkrong",di luar dan pulang ke rumah masing-masing.


"Saya tidak bisa melarang Anda keluar rumah? Saya bahkan punya hak untuk menginjakkan kaki di tempat umum kecuali untuk keperluan mendesak," ancamnya.

Di Lucera, Wali Kota Antonio Tutolo begitu geram dengan keberadaan masyarakat yang masih harus menata rambutnya di tengah lockdown.

"Apakah Anda memahami bahwa tempat itu bakal segera ditutup? Siapa juga yang akan melihat rambut sialan Anda?" kata Tutolo geram dilansir Daily Mail.

Perdana Menteri Giuseppe Conte menyatakan, dia meminta publik untuk tak lengah setelah selama dua hari mencatatkan penurunan kasus kematian harian.

"Kami bahkan belum mencapai puncak infeksi dan jumlah ini akan terus bertambah. Kami harus bergantung dari perilaku kalian," terang dia.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/25/173838570/ancaman-italia-bagi-pelanggar-lockdown-penjara-hingga-polisi-penyembur

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke