Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Tukang Bubur Ini Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Cumlade dari ITB

Kompas.com - 15/03/2024, 19:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Punya keterbatasan ekonomi bukan halangan untuk lulus cumlaude dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Seperti kisah Melly Puspita, mahasiswi dari Program Studi Teknik Metalurgi ITB. 

Melly berhasil lulus cumlaude dari kampus ITB secara gratis. Bahkan, dia lulus tepat waktu dan skripsinya mendapatkan nilai A. 

Baca juga: Sosok Lettu Jeki, Anggota TNI Lulusan Terbaik S3 di UB dengan IPK 3,81

Melly punya jalan hidup yang cukup panjang sampai bisa lulus dari ITB. Dia juga merupakan satu-satunya yang kuliah di keluarganya.

Anak tukang bubur dengan ambisi besar

Ayah Melly bernama Tan Si Eng yang tidak tamat sekolah dasar dan pernah berprofesi sebagai penjual bubur ayam di lingkungan rumahnya di sekitar Jalan Pagarsih, Kota Bandung.

Namun, kondisi lock down akibat bencana Covid-19 membuat jualan bubur ayamnya terhenti.

Setelah pandemi Covid-19 usai, ayahnya Melly tak melanjutkan jualan bubur ayamnya, tapi kerja serabutan sebagai tukang cat rumah. Sedangkan ibunya Melly, Oey Erni hanya lulusan SD dan sudah meninggal.

Melly merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya hanya tamatan SMA dan tidak tertarik untuk kuliah, karena tidak suka belajar dan belum memperoleh pekerjaan.

Untuk kehidupan sehari-hari, Melly dan kakaknya membuat usaha catering kecil-kecilan. Sedangkan untuk menutupi kebutuhan sendiri, Melly menjadi guru les siswa SD-SMA.

Meskipun Melly tinggal di tengah Kota Bandung, tetapi masih banyak masyarakat yang kurang menyadari pentingnya pendidikan.

Mayoritas penduduk jalan Pagarsih merupakan pedagang informal dan pelaku usaha kecil, jadi sangat jarang ditemukan anak muda yang melanjutkan pendidikan hingga kuliah.

"Memang ada yang melanjutkan hingga jenjang perguruan tinggi, namun persentasenya sangat kecil. Mayoritas menikah setelah lulus SMP ataupun SMA," ucap Melly dilansir dari laman Puslapdik.

Baca juga: Kisah Mulyoto, Maba S1 Tertua Usia 61 Tahun dan Mantan Kapolsek

Meski kedua orangtuanya berpendidikan rendah, dia menyadari bahwa pendidikan sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan.

"Sebenarnya mereka sangat ingin kedua anaknya bisa memperoleh gelar sarjana, namun kenyataan berkata lain, hanya saya yang mau dan bisa lulus kuliah, kakak saya mungkin memilih jalan hidup lain," ujar dia.

Menyadari bahwa hanya dirinya yang mau dan bisa berkuliah, Melly tertantang untuk bisa mengangkat derajat keluarga lewat pendidikan yang tinggi.

"Orangtua selalu mengajarkan saya untuk selalu berusaha untuk apa yang saya inginkan dan jangan pernah takut untuk bermimpi. Mereka selalu berpesan agar saya dapat mengejar pendidikan setinggi mungkin dan mereka selalu mendukung dan membantu saya apabila hal tersebut mengenai pendidikan," ungkap Melly.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com