Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Berbasis Teknologi Selesaikan Hambatan Pembelajaran Sekolah di Kalsel

Kompas.com - 14/03/2024, 20:01 WIB
Selina Damayanti,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - SMPN 1 Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, merupakan sekolah yang pernah melewati hambatan dalam proses belajar mengajar. Sekolah ini sering kali dilanda banjir bandang hingga menghambat pembelajaran di sekolah.

Pasca banjir, sekolah ini tidak mampu melakukan renovasi karena membutuhkan dana yang besar dan strategi yang matang.

Hingga tiba masa Covid-19, hambatan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah semakin berat.

Baca juga: Syarat Daftar Beasiswa Google 2024 Khusus Perempuan, Ada Tunjangan Rp 39 Juta

Dalam acara Indonesia Education Summit di Google Indonesia (05/03/2024), Kepala Sekolah SMPN 1 Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan, Heni Fitrianti, menyatakan kondisi pasca banjir hingga Covid-19 mengganggu mental para pelajar dan pengajar.

“Kami masih berbenah SDM, banjir dan covid kemarin menumbuhkan bekas secara fisik dan mental. Hambatan tersebut menimbulkan trauma bagi siswa dan guru. Banyak hikmah yang dapat diambil meski yang kami lalui menimbulkan rasa perih. Saya mengapresiasi teman-teman yang terus semangat menghadapi ini semua,” ujar Heni Fitrianti.

Namun, pada 2023 lalu, SMPN 1 Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan menemukan solusi setelah dinobatkan menjadi Kandidat Sekolah Rujukan Google Indonesia di Kalimantan Selatan.

Sekolah ini mendapatkan 40 unit Chromebooks untuk membantu siswa dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah. Termasuk menerapkan kurikulum berbasis teknologi.

Baca juga: Jokowi: Sekolah Harus Jadi Rumah Aman bagi Anak Belajar hingga Sosialisasi

Sebanyak 100 persen siswa di SMPN 1 Hulu Sungai Tengah telah terdaftar di akun belajar.id, dan 29 guru mendapatkan pelatihan Chromebooks dari Google Indonesia.

Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo, pendidikan Indonesia membutuhkan bayangan serta tujuan untuk mencapai transformasi pembelajaran dengan teknologi.

Sampai saat ini, penerapan kurikulum High Level Thinking masih belum berhasil karena tidak ada konsistensi dalam penerapannya. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki lebih dari 500 sistem pendidikan yang menyebar di seluruh daerah.

Baca juga: Seragam Sekolah Mahal, Kemendikbud: Sekolah Tak Boleh Bebani Orangtua

Anindito mengatakan, Kemendikbud akan terus mendorong akademisi daerah untuk berinovasi secara kontekstual.

"Kemendikbud Ristek akan  mengupayakan pemerataan transformasi pendidikan berbasis teknologi kepada seluruh sekolah di Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com