Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darurat Bahasa Daerah, Badan Bahasa Dukung Eksistensi HPBD Sulsel

Kompas.com - 09/11/2023, 18:02 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

Adapun HPBD diinisiasi pada 2018. Awalnya organisasi ini bernama Asosiasi Pemuda Pelestari Bahasa Daerah (APPBD). Dengan berbagai pertimbangan, kemudian Namanya berubah menjadi Asosiasi Pelestari Bahasa Daerah (APBD).

Memasuki tahun 2020, namanya diubah lagi dari yang awalnya menggunakan kata “Asosiasi” menjadi “Himpunan”. Akhirnya, saat ini organisasi itu bernama Himpunan Pelestari Bahasa Daerah (HPBD).

Latar belakang pendirian organisasi ini karena siapa pun orang yang ingin melestarikan bahasa daerah, tanpa memandang usia atau latar belakang pendidikan dan profesi, maka mereka memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menjaga kelestarian bahasa daerah.

Ketua HPBD Sulawesi Selatan Asis Nojeng, atau yang karib disapa Daeng Nojeng, menjelaskan, anggota HPBD Sulsel terdiri dari berbagai profesi yang sering berbicara dan berkarya seni menggunakan bahasa daerah Sulsel.

Hal itu dilakukan karena mereka sadar bahwa bahasa daerah wajib dilestarikan agar tidak punah dan dapat terus dilanjutkan ke generasi muda.

“Ada teman yang tampil berbahasa daerah, bernyanyi, bermain musik, itulah yang menggugah kami. Awal pembentukan HPBD ini tidak bersinggungan dengan pendidikan meskipun ada juga kami yang berlatar belakang pendidik. Itu semata-mata murni demi masyarakat untuk memberi pemahaman bahwa bahasa daerah perlu dilestarikan,” tutur Daeng Nojeng kepada Kompas.com dalam kesempatan yang sama.

Dia pun mengharapkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta, supaya mau sama-sama mewujudkan pelestarian bahasa daerah secara konkret di ruang lingkupnya masing-masing.

Sebab, hal itu sesuai dengan Trigatra Bangun Bahasa, yaitu mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

“Kami juga misalnya mau menyasar ke pihak Bandara Sultan Hasanuddin dan PHRI agar menggunakan aksara lontara. Mengapa tidak ada aksara itu seperti Bandara Ngurah Rai di Bali? Di hotel-hotel juga tidak ada petunjuk berbahasa daerah, padahal ada Trigatra Bangun Bahasa,” tambahnya.

Daeng Nojeng pun berkeinginan agar HPBD semakin menyebar luas ke provinsi lain dan mampu berkontribusi positif, seperti yang sudah ada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Sehubungan dengan Raker HPBD Sulsel di Makassar pada Kamis (9/11/2023), agenda yang dilaksanakan yaitu pemaparan program kerja dari empat divisi atau bidang, yakni Riset dan Kajian, Pelatihan dan Pengembangan, Hubungan Masyarakat dan Kemitraan, serta Literasi dan Advokasi.

Target dari Raker kali ini adalah menjadikan HPBD sebagai wadah dan mitra bagi masyarakat untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah.

Raker tersebut juga dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Sulsel Ganjar Harimansyah, akademisi, anggota HPBD Sulsel, dan para pegiat pelestarian bahasa daerah di wilayah Sulsel dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com