Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ETMC ITB 2023: Perlu Dukungan Semua Pihak untuk Atasi Ancaman Lingkungan

Kompas.com - 03/11/2023, 14:02 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Konferensi Internasional Teknologi dan Manajemen Lingkungan (EMTC) kembali digelar di tahun 2023. Acara yang sudah digelar ketujuh kalinya menyoroti planet bumi yang saat ini sudah mengalami banyak ancaman lingkungan.

Mulai dari perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati hingga penipisan sumber daya dan polusi.

Baca juga: Cerita Chira Raih IPK 3,98, Jadi Lulusan Terbaik Universitas Pertamina

Seorang pakar yang juga jadi Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusuma mengatakan, hilangnya keanekaragaman hayati atau habitat disebabkan adanya urbanisasi, penggundulan hutan, dan faktor-faktor lainnya.

"Akibatnya akan mengancam keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem serta penipisan sumber daya energi, khususnya sumber daya tak terbarukan, seperti bahan bakar fosil dan mineral, menimbulkan risiko ekonomi dan geopolitik," ucap dia dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).

Dia menyebut, tantangan semua itu cukup rumit dan saling berhubungan serta memerlukan tindakan dalam memitigasi dampaknya.

"Bencana ini juga bersifat global, memengaruhi komunitas, dan ekosistem lintas batas dan benua," ungkap dia.

Dia menegaskan, pemerintah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil perlu mengatasi tantangan-tantangan ini.

Lalu, perlu mengembangkan teknologi inovatif dan solusi manajemen untuk mengurangi dampaknya.

Elpido salah narasumber ETMC 2023 dari Perusahaan pengolah limbah B3 PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) mengatakan, perlu adanya konsep sirkular dalam mengatasi masalah ini.

Baca juga: Kisah Adil, Siswa Piatu yang Ingin Jadi Pengusaha di Masa Depan

Bukan hanya melahirkan energi terbarukan, tapi juga mampu menjaga kelestarian lingkungan dan bahaya yang timbul akibat pencemaran lingkungan oleh limbah berbahaya yang dihasilkan oleh dunia industri.

"Kami dukung konsep sirkular ekonomi dalam menjaga planet ini, dalam mengurangi pemakaian bahan-bahan alam, seperti pengolahan air limbah dan penggunaan kembali, selaras dengan semangat energi terbarukan," jelas dia.

Dia menjelaskan, pihaknya telah lama gunakan teknologi sistem distilasi vakum untuk mengolah limbah yang memilki kandungan ion terlarut tinggi, biasanya ditemukan di berbagai industri seperti migas.

Baca juga: Guru Besar ITB: Ini 5 Manfaat Makan Tempe untuk Kesehatan

"Teknologi yang kita gunakan untuk mengatasi permasalahan ancaman lingkungan ini, terutama masalah limbah," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com