Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Agustus 1945, Peristiwa Perumusan Tes Proklamasi Kemerdekaan

Kompas.com - 16/08/2023, 11:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sehari sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 16 Agustus 1945 juga menjadi peristiwa penting bagi bangsa Indonesia.

Yakni adanya peristiwa perumusan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol) Jakarta.

Dilansir dari laman Kemendikbud Ristek, seperti ini info terkait perumusan teks proklamasi kemerdekaan yang harus dipahami oleh para siswa sekolah.

Pada tanggal 16 Agustus tersebut Soekarno, Hatta dan Ahmad Subardjo merumuskan naskah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di sebuah ruangan.

Baca juga: Sejarah Kemerdekaan Indonesia, Berawal Kekalahan Jepang dari Sekutu

Hal ini dilakukan agar Indonesia segera menyatakan kemerdekaannya. Tentu karena Jepang menyatakan kalah dan menyerah dari sekutu pada 15 Agustus 1945.

Maka dari itu golongan muda mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memanfaatkan situasi dengan menyatakan proklamasi.

Tetapi, Soekarno dan Hatta menolak karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang. Golongan tua berpendapat, lebih baik menunggu sampai 24 Agustus, yakni tanggal yang ditetapkan Marsekal Terauchi untuk waktu kemerdekaan Indonesia, ketika menerima Soekarno-Hatta-Radjiman di Dalat.

Pada 16 Agustus 1945, para pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan Soekarno dan Hatta bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda.

Namun, sepanjang hari 16 Agustus 1945 itu, tidak tercapai kesepakatan apapun hingga sorenya, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan Soekarno dan Hatta.

Akhirnya mereka bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari.

Baca juga: Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Sempat Dibuang di Keranjang Sampah

Malam itu juga (16 Agustus 1945), rombongan berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.

Setibanya di sana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.

Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.

Ketiga tokoh bersepakat bahwa Jepang tidak dapat diharapkan lagi dan kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya.

Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Maeda.

Baca juga: Teks Proklamasi Kemerdekaan RI Versi Tulisan Tangan Soekarno dan Ketikan Sayuti Melik

Pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda.

Naskah sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran tersebut lalu selesai dibuat 2 jam kemudian. Naskah kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik.

Tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah lalu mengetik naskah proklamasi. Setelah itu, teks diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani.

Hingga akhirnya pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di halaman rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi dibacakan dalam suasana khidmat.

Prosesi yang sebenarnya tanpa protokol nyatanya tidak menghalangi gelora euforia rakyat dalam merayakan dan menyebarluaskan berita luar biasa ini.

Adapun peran para pewarta sangat penting dalam peristiwa ini, antara lain Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS yang mengabadikan momen pembacaan proklamasi.

Baca juga: Seperti Ini Peran Pelajar dalam Mengisi Kemerdekaan RI

BM Diah dan Jusuf Ronodipuro yang membantu penyebaran berita proklamasi lewat berbagai cara, seperti radio, surat kabar, telegram, serta melalui lisan atau dari mulut ke mulut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com