Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini 2 Penyebab Sakit Asam Urat

Kompas.com - 06/03/2023, 12:06 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit asam urat (artritis gout) dalam darah tinggi (hiperuresemia) sering menjadi permasalahan bagi kebanyakan orang yang mengalaminya.

Sebab, gejala yang timbul dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Masuk Sekolah Pukul 05.00 Pagi di NTT, Kemendikbud: Kami Akan Lindungi Siswa

Jumlah kasus asam urat (hiperuresemia) di Indonesia mencapai 18 persen, angka ini lebih tinggi dibanding kasus yang terjadi di Thailand, yaitu sebanyak 9-11 persen.

Kasus ini paling sering dijumpai pada usia lebih dari 75 tahun sebanyak 54,8 persen.

Namun juga tidak sedikit ditemukan pada kelompok usia kurang dari 75 tahun termasuk usia dewasa muda yaitu sebanyak 45,2 persen.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Firman menjelaskan, asam urat merupakan hasil metabolisme dari zat purin yang terkandung dalam makanan yang manusia konsumsi.

"Sebenarnya kadar asam urat dalam darah tidak selalu berbahaya bagi tubuh, bila dipertahankan dalam batas normal, yaitu pada wanita 2,6-6 mg/dl, sementara pada pria 3,5-7 mg/dl," ucap dia mengutip laman UM Surabaya, Senin (6/3/2023).

Salah satu manfaat asam urat yaitu sebagai antioksidan yang dapat mengurai radikal bebas dalam tubuh.

Namun sebaliknya bila asam urat tinggi lebih dari 7 mg/dl, dapat menimbulkan beberapa masalah pada tubuh, yang dapat dikenal sebagai tanda dan gejala.

Seperti, sendi mendadak terasa sakit, kesulitan untuk berjalan akibat nyeri sendi yang hebat terutama di malam hari, pembengkakan, kemerahan, rasa panas, kulit bersisik pada sendi, dan terasa gatal.

Firman menjelaskan, meningkatnya asam urat dalam darah dapat disebabkan dua hal.

Pertama, karena terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin, seperti kacang-kacangan dan jeroan ayam.

Baca juga: Ini Alasan Siswa SMA/SMK di NTT Wajib Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Kedua, menurunnya ekresi kadar asam urat akibat terganggunya fungsi ginjal. Dua kondisi tersebut menjadi penyebab asam urat tinggi (hiperuresemia).

"Untuk itu pencegahan yang dapat dilakukan seperti, mengontrol kadar asam urat dengan menjaga pola makan yang sehat, melakukan olahraga rutin dan teratur 3-5 kali dalam seminggu, dan menjaga kesehatan ginjal agar selalu dapat berfungsi dengan baik," tutur dia.

Sedangkan pengobatan berdasarkan Clinical Pathway dapat dilakukan seperti ini.

Pada hari pertama keluhan dirasakan dapat diberikan kolkisin 0,5 mg dan diklofenat 25-50 mg diberikan 2-3 kali sehari.

Pada kasus dengan keluhan minggu pertama asam urat dapat diberikan obat allupurinol 100-300 mg sehari dan kolkisin 0,5 mg.

Baca juga: Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Diumumkan 10 Maret, Cek di Link Ini

"Sedangkan pada kasus yang terjadi pada 1-3 bulan, diberikan obat kolkisin 0,5 mg, allupurinol 100-300 mg dan diklofenat 25-50 mg. Pada kasus lebih dari 3 bulan, diberikan obat kolkisin 0,5 mg, allupurinol 100-300 mg, dosis dapat dinaikkan hingga 800 mg dan diklofenat 25-50 mg," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com