Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unpad: Lato-lato Momen Lepaskan Anak dari Game dan HP

Kompas.com - 09/01/2023, 20:57 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Dr. Hery Wibowo mengungkap fakta sosiologis dari permainan lato-lato.

Permainan tradisional yang ada sejak 1990-an ini kembali populer dimainkan oleh anak-anak di Indonesia saat ini.

Baca juga: 29 Prodi S1 Universitas Indonesia yang Raih Akreditasi Unggul

Menurut Hery, secara umum lato-lato menjadi momen terbaik bagi orangtua untuk 'sedikit' melepaskan anak dari ketergantungan bermain telepon seluler (HP).

Dengan demikian, anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai.

"Ini juga momentum terbaik untuk membangun 'growth mindset' dengan penekanan bahwa proses itu pending, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil," ucap dia dilansir dari laman Unpad, Senin (9/1/2023).

8 fakta sosilogis permainan lato-lato

Hery menjelaskan, ada delapan fakta sosiologis terkait permainan lato-lato.

Pertama, lato-lato mampu membangun interaksi sosial. Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau perangkat lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.

"Artinya, inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun," ucap Hery.

Baca juga: Pakar Unair: Anak-anak Harus Hati-hati Konsumsi Chiki Ngebul

Fakta kedua, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif.

Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.

Hery memaparkan, ini bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki 'wahana' untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.

Fakta ketiga, menjadi magnet 'Fear of Missing Out' atau FOMO. Hery menjelaskan, FOMO menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli.

Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan 'ketinggalan zaman', sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.

Fakta keempat, lanjutnya, lato-lato mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi 'do it yourself'.

Permainan ini dengan segala kesederhanaannya mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com