Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Siapkan 3 Beasiswa S1-S3 di 2023 bagi Pelajar Indonesia

Kompas.com - 14/12/2022, 11:00 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Pada tahun 2023, pendidikan menjadi salah satu fokus Uni Eropa untuk Indonesia. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menyampaikan bahwa pendidikan Indonesia menjadi satu dari tiga fokus penting Uni Eropa pada 2023.

Uni Eropa sangat percaya, kata dia, untuk harus berbuat lebih banyak dalam pendidikan. Sebab menurutnya, pendidikan turut menjadi kepentingan bersama.

“Membangun hubungan jangka panjang antara kita tergantung pada apa dan bagaimana Anda berinvestasi pada orang-orang Anda. (Dan) pertukaran pendidikan adalah bagian dari itu,” ungkap Vincent pada acara End-of-Year Media Gathering di Hotel Ayana Midplaza pada Senin (12/12/22).

Baca juga: 4 Beasiswa S2-S3 Luar Negeri dengan Uang Saku Rp 300 Juta Per Tahun

Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk membawa pemahaman yang lebih besar antara kaum muda dan orang-orang yang nantinya akan segera menduduki posisi terdepan dalam pemerintahan serta bisnis. Itulah mengapa, Uni Eropa menyediakan program Erasmus untuk pendidikan tinggi di Indonesia.

Vincent mengatakan, program pendidikan tersebut telah cukup sukses dan mendapatkan banyak peminat pada tahun-tahun sebelumnya.

“Apa yang saya harapkan adalah kita dapat merangsang lebih banyak siswa Eropa yang datang ke Indonesia untuk memiliki sedikit lebih banyak timbal balik,” ucap Vincent.

Saat ini, kata dia, lebih banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa dibandingkan sebaliknya.

Maka itu adalah sesuatu yang akan Uni Eropa kerjakan dengan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Baca juga: 5 Beasiswa S2-S3 Tanpa Batas Usia 2023, Kuliah Gratis dan Uang Saku

Merespon kegentingan dan program yang disampaikan oleh Vincent, pada kesempatan terpisah Programme Manager for Education and Culture dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Destriani Nugroho menjelaskan program-program pendidikan apa saja yang akan berjalan pada 2023.

Beasiswa penuh S2 di 2023

Beasiswa program Erasmus yang akan dibuka di tahun 2023 bagi pelajar Indonesia ialah Erasmus Mundus Joint Master Degree.

Beasiswa ini diperuntukan bagi lulusan S1 untuk menempuh pendidikan master atau S2 di Eropa selama 1 sampai 2 tahun.

Seluruh biaya pendidikan, hidup, hingga perjalanan ditanggung oleh Uni Eropa.

Penerima beasiswa akan belajar di beberapa negara, baik di anggota negara Uni Eropa maupun luar anggota selama universitas menjadi satu bagian dalam konsorsium.

Baca juga: Cerita Fialisa, Raih Beasiswa Penuh Kuliah S2 di 3 Negara Eropa

Pada 2023 terdapat 183 program master yang dapat dipilih. Sekalipun dalam perjalanan sekitar bulan Mei-Juli dapat berubah jika terdapat yang program baru yang akan ditambahkan.

Setiap programnya hanya akan terdapat 2 penerima yang lolos menerima beasiswa di Indonesia.

Untuk periode 2023 mendatang, pendaftaran EMJM telah dibuka mulai bulan Oktober 2022 sampai Januari 2023.

Pengumuman akan dilakukan pada Mei 2023, dan penerima beasiswa akan berangkat pada Agustus 2023.

Pertukaran pelajar, dosen, hingga staf universitas

Program Erasmus tidak hanya memberikan beasiswa penuh bagi yang ingin melanjutkan pendidikan S2.

International Credit Mobility (ICM) menjadi beasiswa penuh selanjutnya yang dibuka.

Melalui beasiswa ini mahasiswa S1 hingga S3 Indonesia dapat belajar di Eropa selama 6-12 bulan.

Syaratnya mahasiswa minimal sudah belajar selama dua semester pada universitas yang ada di Indonesia.

Beasiswa jenis ini mengharuskan kerja sama antara universitas di Indonesia dengan universitas di Eropa untuk melakukan pertukaran. Jadi harus ada perjanjian antara keduanya.

Proses seleksi bukan dilakukan oleh European Commision di satu negara, tetapi agensi nasional di suatu negara bagian Eropa.

Baca juga: Kisah Aryo Sahid Bisa Kuliah S2 Gratis di 3 Negara Eropa Sekaligus

“Kerja samanya mudah sekali dan tidak terlalu kompetitif. Jadi yang menyeleksi itu negara-negara bagian di Uni Eropa,” ucap Destriani melalui wawancara yang dilaksanakan secara daring pada Selasa (13/12/22).

Bahkan, beasiswa ini tidak tertutup pada mahasiswa saja karena dosen juga bisa mendapatkannya.

Berdurasi minimal seminggu dan maksimal 2 bulan, dosen di Indonesia terbuka akan banyak kesempatan.

“Bisa mengajar di sana, bisa ikut pelatihan di sana. Bisa kombinasi antara mengajar dan pelatihan,” ucap Destriani.

Kemudian, staf atau tenaga kependidikan universitas yang tidak mengajar juga terbuka kesempatannya mendapatkan beasiswa ini.

“Misalnya mereka yang di perpustakaan, petugas yang di kantor urusan internasional bisa ikut training di universitas di Eropa,” tambah Destriani.

ICM ini dua arah karena pihak universitas dari Eropa juga dapat mengirimkan dosen hingga mahasiswa untuk belajar di Indonesia.

Universitas di Indonesia bisa mendaftar sebanyak-banyaknya tanpa batasan jumlah universitas di 33 negara Eropa yang ingin diajak kerja sama. 

Setiap tahunnya lebih dari 100 hingga 200 mahasiswa Indonesia dan dosen yang berangkat ke Eropa dengan program ini.

Tahun 2023, aplikasi ditutup pada Februari 2023. Dengan kegiatan pertukaran yang dimulai pada September 2023.

Uni Eropa membebaskan kepada universitas untuk menentukan mata kuliah dan jurusan apa yang akan dilakukan kerja sama. Mengingat yang penting ialah mengakui kredit mahasiswa yang telah diterima.

Beasiswa penuh untuk penelitian dan S3

Horizon Europe dikhususkan bagi penelitian dan terdapat peluang-peluang S3 serta post doktoral.

Tidak seperti EMJM atau ICM, beasiswa ini tidak memiliki batasan pendaftaran. Lowongan dapat dibuka sewaktu-waktu.

“Kalau Horizon Europe itu tergantung lowongan penelitian jadi kayak lowongan pekerjaan,” tambah Destriani.

Hal ini dikarenakan universitas yang bekerja sama dengan perusahaan sehingga nantinya penelitian tentu dilakukan di perusahaan yang membuka lowongan tersebut.

Pada beasiswa ini, kerangka dan topik penelitian sudah disiapkan sebelumnya sehingga pendaftar tidak perlu menyiapkan dari nol.

Contoh yang disebutkan Destriani ialah penelitian tentang makanan bayi.

Perusahaan yang mengangkat topik tersebut membutuhkan bantuan peneliti sehingga membuka lowongan penelitian ini.

Tentu, keilmuan harus dibantu oleh universitas sehingga perusahaan bekerja sama dengan universitas menerima calon-calon PhD.

Penelitian dilakukan di laboratorium baik di universitas maupun perusahaan supaya hasil penelitian langsung dapat digunakan dan dikomersialkan.

“Jadi bukan hanya penelitian yang nanti setelah selesai terus disimpan, jadi ini tuh bisa benar-benar diterapkan,” ucap Destriani.

Bagi yang tertarik, dapat langsung melihat situs EUR Axess sebagai proyek Uni Eropa khusus untuk membantu para peneliti.

EUR Axess membantu menyediakan informasi bagi peneliti seluruh dunia mulai dari aplikasi hingga relokasi di tempat pendidikan nantinya.

Besar harapan Uni Eropa bagi program Erasmus supaya dapat berjalan dengan baik.

“Tentunya harapan kami selalu semoga semakin banyak mahasiswa Indonesia yang mengetahui mengenai program ini dan mendaftar dan juga lolos untuk diterima menjadi penerima beasiswa Erasmus,” ucap Destriani.

Selain itu, Destriani juga mengharapkan semakin banyak universitas di Indonesia yang menjalankan kerja sama dengan universitas di Eropa.

Dengan demikian, semakin banyak mahasiswa S1-S3, dosen, staf pendidik di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com