Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemendikbud Ristek: IOI Ke-34 Merupakan Bentuk Dukungan Terwujudnya Masyarakat 5.0

Kompas.com - 15/08/2022, 12:49 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


SLEMAN, KOMPAS. com - Rangkaian perlombaan International Olympiad in Informatics (IOI) ke -34 Tahun 2022 yang berlangsung pada Minggu (7/8/2022) hingga Senin (15/8/2022) resmi ditutup di Kawasan Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (14/8/2022) yang digelar secara hibrida.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Suharti mengatakan, terselenggaranya IOI menjadi salah satu bukti semangat global yang dimiliki 90 negara peserta kompetisi bergengsi di bidang informatika dalam mewujudkan masyarakat 5.0.

"IOI ke-34 kali ini mengangkat tema mengenai Digital Energy of Asia merupakan bentuk dukungan terwujudnya masyarakat 5.0. Teknologi digital akan menjadi sangat dekat dengan kehidupan manusia dan dikembangkan untuk kesejahteraan kehidupan," ungkap Suharti saat ditemui di acara penutupan IOI ke-34 tahun 2022, Minggu.

Selain melaksanakan perlombaan, Suharti mengatakan, seluruh peserta juga melakukan ekskursi budaya ke berbagai destinasi wisata budaya di seputar Yogyakarta. Adapun salah satu kegiatan yang diikuti adalah malam budaya yang digelar di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (13/8/2022).

"Mereka mengikuti acara malam budaya dengan sangat antusias, menikmati kekayaan budaya Indonesia yang diakui The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu keajaiban dunia," ujar Suharti.

Baca juga: Tuan Rumah IOI 2022, Indonesia Siapkan 2 Tim di Olimpiade Informatika

Lebih lanjut, Suharti mengatakan, IOI ke-34 diikuti hampir 536 peserta yang terdiri dari 357 kontestan dan 179 leader, team leader, pendamping, dan tamu. Sebanyak 414 peserta berpartisipasi secara luar jaringan (luring) dan 122 peserta mengikuti kompetisi secara dalam jaringan (daring).

“Penyelenggaraan IOI 2022 yang diikuti oleh 536 peserta ini memberikan sebanyak 180 medali yang terdiri dari 30 medali emas, 59 perak, dan 91 perunggu kepada pemenang kompetisi,” ucap Suharti.

Delegasi Indonesia berhasil menyabet delapan medali. Rinciannya adalah tiga medali perak diraih oleh Joseph Oliver Lim, Vaness Wijaya, dan Albert Yulius Ramahalim. Sementara itu, lima medali perunggu diraih oleh Andrew, Maximilliano Utomo Quok, Albert Ariel Putra, Matthew Allan, dan Juan Carlo Vieri.

Selain memberikan medali, terdapat pula penghargaan Honorable Mention yang diberikan kepada 36 peserta dengan nilai tertinggi pada salah satu hari kompetisi serta penghargaan Distinguished Services Award untuk dua peserta.

“Selamat kepada para pemenang, jangan berkecil hati bagi yang belum berkesempatan mendapat juara. Penghargaan ini diberikan untuk mengapresiasi kerja keras dan capaian baik dari para peserta yang telah mengikuti kompetensi sampai di hari terakhir,” jelas Suharti.

Baca juga: Peduli Pemulihan Sungai Batanghari, Kemendikbud Ristek Gelar Kenduri Swarnabhumi

Sebagai informasi, IOI merupakan salah satu olimpiade sains berskala internasional yang diadakan setiap tahun. Di gelaran ini para peserta yang ikut berkompetisi ini saling mengasah keterampilan dalam dunia informatika.

Adapun kejuaran olimpiade yang diikuti hampir 350 siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 90 negara tersebut memiliki lima tujuan.

Pertama, untuk menemukenali, mendorong, menantang, dan memberikan pengakuan terhadap anak-anak muda yang memiliki talenta hebat di bidang informatika. Kedua, untuk membangun persahabatan internasional diantara para ilmuwan dan para pendidik di bidang komputer.

Lalu yang ketiga, untuk memperkenalkan disiplin ilmu informatika kepada kaum muda. Keempat, untuk mempromosikan penyelenggaraan kompetisi informatika kepada siswa sekolah menengah. Kelima adalah untuk mendorong negara lain sebagai penyelenggara kompetisi IOI di masa depan.

“Bagi Indonesia, ajang ini sebagai ajang prestasi dan juga sebagai sarana untuk menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi atau computational thinking bagi anak-anak Indonesia dalam rangka Merdeka Belajar,” kata Suharti.

Baca juga: Kala Siswa Indonesia Bangga Jadi Tuan Rumah Olimpiade Informatika Internasional 2022

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com