KOMPAS.com - Berkomunikasi untuk mengutarakan keinginan menjadi salah satu kemampuan yang perlu dikuasai anak usia dini. Keinginan yang tak tersampaikan akibat belum lancarnya komunikasi dengan orang sekitar, kerap membuat anak menjadi mudah tantrum.
Umumnya, anak sudah mampu mengutarakan keinginan dengan bahasa sederhana yang dimengerti orang dewasa saat usia dua tahun.
Namun, bagaimana jika anak belum bisa mengucapkan kata berarti pada dua tahun? Apakah ini termasuk gangguan keterlambatan bicara atau speech delay?
Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak
Program Manager Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya, Muthia Devita menjelaskan bahwa dalam cakupan perkembangan, speech delay termasuk ke dalam klasifikasi terlambat atau karena disertai gangguan atau hambatan tertentu yang memiliki dasar neurologis dan memengaruhi proses pemerolehan bahasa pada seorang anak.
"Keterlambatan atau gangguan/hambatan tersebut bisa terjadi pada anak dengan autisme ataupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)," terangnya dalam keterangan Sekolah Cikal.
Namun, lanjut dia, speech delay yang ringan biasanya tidak disertai gangguan. Umumnya terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang kurang tepat.
Sementara itu, speech delay yang didasari fungsi neurologis memang memerlukan intervensi berupa terapi, karena akan mempengaruhi fungsi adaptif.
Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi
Muthia memaparkan bahwa terdapat 3 faktor yang memengaruhi terjadinya speech delay, antara lain:
1. Kurangnya stimulasi bahasa yang diberikan orang tua, terlalu banyak memberikan screen time pada anak seperti bermain gawai, menonton televisi sehingga minim interaksi antara anak dan orang tua.
2. Adanya gangguan atau kondisi medis tertentu pada sistem neurologis yang dapat berpengaruh pada otot-otot berbicara.
3. Adanya gangguan atau hambatan lain, misalnya autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Pada anak dengan autisme terdapat masalah bahasa dan interaksi sosial.
Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak yang Bisa Dilakukan Orangtua
Dalam mengawasi pengembangan diri anak sejak dini, menurut Muthia, orangtua perlu memperhatikan dan fokus untuk melakukan aktivitas yang lebih lekat pada pengembangan pemerolehan bahasa dan komunikasi anak.
“Perkembangan bicara pada anak akan berbeda di setiap tahapan usianya. Namun, yang perlu kita waspadai ketika anak belum menunjukkan kemampuan bicara yang sesuai di usianya sejak anak usia 1 bulan hingga 18 bulan,” tambahnya.
Ia pun menjelaskan beberapa tahapan usia perkembangan anak dalam berkomunikasi, yakni:
Baca juga: Cikal Hadirkan Program Magang bagi Anak Berkebutuhan Khusus
“Perlu diperhatikan bahwa dalam fase-fase sejak usia 1 bulan hingga 12 bulan, orangtua dapat mewaspadai apabila tidak ada babbling dan belum bisa menunjuk benda atau orang yang sudah dikenalnya," terangnya.
"Lalu pada fase usia 12 bulan hingga 18 bulan apabila orang tua tidak mendengar ada kata berarti yang diucapkan oleh anak. Berarti orangtua dapat melanjutkan penanganan lebih lanjut terhadap pengembangan diri anak,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.