Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Eri, Mahasiswa yang Sukses Berternak Ulat Jerman

Kompas.com - 28/05/2022, 09:54 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Ternak ulat dapat menjadi usaha potensial yang menawarkan pendapatan tinggi karena manfaat yang tinggi.

Salah satu budi daya ulat yang menjanjikan adalah budi daya ulat jerman (Zophobas morio).

Ulat jerman atau yang dikenal dengan sebutan super worm merupakan jenis ulat yang banyak digunakan sebagai pakan reptil, burung, unggas, dan ternak lainnya.

Kandungan protein dan zat gizi pada ulat jerman lebih tinggi daripada jenis ulat lainnya.

Selain itu, ulat jerman juga bisa digunakan sebagai tambahan bahan baku produk kecantikan karena kandungan proteinnya yang bagus untuk kulit. Di beberapa negara, ulat ini banyak dijadikan sebagai pengganti protein hewani.

Baca juga: 11 Ide Bisnis untuk Mahasiswa, Tambah Uang Saku hingga Pengalaman

Di tegah masih sangat sedikitnya generasi milenial yang berkeinginan terlebih melakukan budi daya ulat-ulatan, peluang ini diambil oleh Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Eri Erianto.

Seperti dilansir dari laman Unpad, sejak awal pandemi Covid-19, Eri mulai menggeluti budi daya ulat jerman dengan belajar dari para senior, dosen, dan tenaga laboran di Fapet Unpad.

Sampai saat ini, budi daya ulat jerman milik Eri mampu meraih omset hingga jutaan rupiah per bulan.

Awalnya ia mencoba membeli indukan ulat jerman sebanyak 100 ekor dari kakak tingkatnya di Fapet Unpad.

Seiring dengan kebutuhan akan tambahan biaya, Eri pun memilih untuk budi daya ulat jerman kecil-kecilan.

“Pada awal saya beternak ulat jerman saya belum mengetahui bagaimana tata cara pemeliharaannya dan ke mana menjualnya namun seiring berjalannya waktu saya banyak belajar dari kakak tingkat, peternak yang ada di daerah Majalaya selain itu saya juga mendapatkan ilmu dari YouTube,” jelasnya.

Baca juga: Mahasiswa Butuh Modal Usaha? Ini Syarat Dapat Dana hingga Rp 20 Juta

Seiring berjalannya waktu, budi daya yang digelutinya berkembang pesat.

Sampai saat ini, Eri mampu panen setiap 15 hari sekali. Dalam sekali panen bisa menghasilkan 5 sampai 20 kilogram ulat jerman dengan harga antara Rp 40.000 hingga Rp 80.000 per kilogram.

“Dengan digelutinya budi daya ulat jerman, mudah-mudahan dapat mendorong kaum muda atau kaum milenial untuk berternak ulat karena banyak banyak manfaatnya dan keuntungan lumayan besar serta pemeliharan ulat tersebut tidak terlalu sulit dan dapat di panen sebulan 2 kali,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com