Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2022, 16:57 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair, Prof. Mustofa Helmi Effendi menyatakan, terdapat potensi terjadinya penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari sapi ke spesies hewan lainnya, yakni spesies hewan berkuku belah.

Namun, kata dia, penularan itu akan mengakibatkan berkurangnya tingkat patogenitas pada spesies hewan lainnya, sehingga tingkat gejala yang dirasakan pun akan semakin rendah.

Baca juga: Wabah PMK Menyebar di Indonesia, Ini Tanggapan Pakar IPB

"Jadi prinsipnya, virus PMK ini dapat menyerang seluruh hewan yang berkaki belah, yang berkuku belah, berkuku genap. Contoh sapi, domba, kambing, babi, rusa. Jadi semua hewan berkuku belah, dapat terserang virus PMK ini," ucap dia melansir laman Unair, Jumat (20/5/2022).

Meski begitu, sebut dia, kemungkinan virus PMK menyerang spesies hewan lain termasuk kecil.

Guru Besar Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH Unair ini beranggapan, strain virus yang menyerang sapi, kemungkinan berbeda dengan strain virus yang menyerang domba dan hewan lainnya.

Sehingga walaupun tetap berpotensi menular, tingkat keganasan virus itu akan semakin rendah.

"Sapi kalau sudah terserang virus PMK, maka virus ini diasumsikan memiliki strain yang mampu menyerang sapi. Maka strain tertentu ini untuk menyerang hewan lain kemungkinannya sedikit, berkurang keganasannya. Jadi kalau sudah menyerang sapi, sebenarnya mampu menyerang domba, tapi keganasannya turun karena beda strain," jelas dia.

Terkait faktor transmisi, lanjut dia, sistem penyebarannya sama seperti penyebaran pada biasanya.

Termasuk penyebaran melalui udara, melalui kontak fisik, dan melalui kendaraan.

"Penularannya sama. Prinsip transmisinya adalah aerosol atau infeksi melalui udara. Yang kedua lewat kontak, yang ketiga lewat vehicle. Yang paling penting adalah airborne infection, infeksi melalui udara. Ini yang bisa penularannya cepat," tutur dia.

Daging hewan kena PMK aman untuk dikonsumsi

Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB, Dr. Denny Lukman mengaku, PMK pada hewan tidak zoonosis.

"Dagingnya aman dikonsumsi manusia dengan melalui proses pemanasan dengan suhu 70 derajat celcius selama 30 menit atau sampai daging matang," kata Denny.

Baca juga: 20 SMA Terbaik DKI Jakarta Berdasar UTBK 2021, Buat Daftar PPDB 2022

Dosen IPB itu menekankan, dalam wabah PMK hal yang berbahaya adalah perilaku manusia dapat menularkan kepada hewan yang peka PMK.

Dia menyebut yang dikhawatirkan adalah ketika membeli daging dan ternyata dagingnya merupakan hewan penderita PMK.

"Ketika mencuci daging tersebut, air cucian daging masuk ke lingkungan dan ada hewan ternak yang minum kontaminasi cucian tadi di lingkungan tersebut maka hewan akan tertular," jelas Denny.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com