Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aptisi Yogyakarta: Kejahatan Jalanan Remaja Rusak Citra Kota Pendidikan

Kompas.com - 19/04/2022, 19:48 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Peristiwa kejahatan jalanan yang dilakukan para remaja di Yogyakarta menjadi sorotan belakangan ini.

Kasus kejahatan jalanan yang melibatkan remaja ini tentu merusak citra Yogyakarta yang sejak dulu dikenal sebagai Kota Pendidikan.

Bahkan peristiwa ini juga menyebabkan keresahan di tengah masyarakat karena di beberapa kejadian, kejahatan jalanan yang melibatkan remaja ini sampai memakan korban jiwa.

Dalam diskusi publik bertema "Yogyakarta Kota Pelajar: Merumuskan Solusi Kejahatan Jalanan Remaja" yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah V Yogyakarta membahas lebih dalam mengenai fenomana kejahatan jalanan di kalangan remaja ini.

Baca juga: 13.826 Peserta Jalani Tes di Pusat UTBK Unej, Wajib Vaksin Booster

98 persen penyebab kejahatan jalanan berasal dari keluarga

Ketua Aptisi Wilayah V Yogyakarta Prof. Fathul Wahid menegaskan, kejahatan jalanan remaja ini adalah permasalahan serius. Aptisi sebagai perwakilan institusi pendidikan tinggi di Yogyakarta berupaya mendorong solusi yang operatif yang bisa dijalankan berbagai pihak.

Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Endang Patmintarsih mengatakan, dalam melakukan penangkalan, pencegahan, dan penegakan hukum atas fenomena kejahatan jalanan yang dilakukan para remaja ini perlu tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.

Endang menerangkan, 98 persen penyebab kenakalan remaja berasal dari keluarga. Menurut Endang, kondisi keluarga yang tidak ideal merupakan akar masalah dari kejahatan jalanan remaja yang terjadi.

"Hal ini bisa disebabkan karena orangtua berpisah, kurang memperhatikan anak, atau bekerja di luar kota dan jarang bertemu anak," kata Endang seperti dikutip dari laman Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (19/4/2022).

Endang menerangkan, diperlukan kolaborasi multi-sektor guna menghadapi permasalahan kekerasan jalanan remaja ini.

Baca juga: Deretan Menteri Lulusan Universitas di Amerika, Ada Siapa Saja?

Perlu peranan seluruh pihak untuk hilangkan kejahatan jalanan

Diskusi publik ini juga menghadirkan tiga narasumber yang turut melengkapi perspektif yaitu Kepala Sub Direktorat Bhabinkamtibmas Polda DIY, AKBP Sinungwati, Dosen Sosiologi dan Wakil Rektor III Universitas Widya Mataram Puji Qomariyah dan Dosen Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Jatu Anggraeni.

Kepala Sub Direktorat Bhabinkamtibmas Polda DIY, AKBP Sinungwati menerangkan, kekerasan yang awalnya berkembang dari geng sekolah namun terus berkembang dengan tingkat kejahatan semakin mengkhawatirkan.

"Kepolisian telah menjalankan program penangkalan, pencegahan, dan penegakan hukum untuk menghadapi permasalahan ini. Namun tetap perlu memerlukan peranan seluruh pihak di masyarakat untuk tidak hanya menekan namun hingga menghilangkan permasalahan ini," papar Sinungwati.

Baca juga: Adaro Mining Buka Lowongan Kerja bagi S1/S2 Fresh Graduate

Sosiologi, sekaligus Wakil Rektor III Universitas Widya Mataram, Puji Qomariyah mengusulkan berbagai solusi yang membutuhkan tanggung jawab seluruh pihak.

"Perlu ada ruang publik untuk berekspresi, pengembalian fungsi sosial keluarga, serta peran institusi pendidikan untuk membangun karakter dan menanamkan nilai budaya Yogyakarta," papar Puji.

Sepakat hentikan penggunaan istilah klitih

Sementara itu dosen Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Jatu Anggraeni memandang bahwa motivasi pelaku kejahatan jalanan remaja perlu dilihat motivasinya yang dipengaruhi dorongan baik dari internal maupun kebutuhan dari eksternal.

Jatu menegaskan peran keluarga sangat penting untuk mencegah anak remaja terlibat dalam kenakalan remaja.

"Karena keluarga yang membentuk superego anak. Sehingga bisa membuat anak yang memiliki strategi coping yang baik, menjadi produktif, dan dapat berkontribusi kepada masyarakat," tegas Jatu.

Para narasumber dalam diskusi ini juga sepakat istilah klitih perlu dihentikan penggunaannya untuk mendeskripsikan kejahatan jalanan remaja, dan mengembalikan pemaknaan klitih ke makna aslinya, yaitu aktivitas seseorang atau sekelompok orang di luar rumah.

Baca juga: Tertarik Masuk Kampus BUMN? UISI Buka Beasiswa, Bisa Kuliah Gratis

Narasumber juga bersepakat bahwa kolaborasi perlu dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi permasalahan kejahatan jalanan remaja dan mengembalikan citra Yogyakarta sebagai kota pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com