Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PresUniv Luncurkan Prodi Agribisnis untuk Perkuat Partisipasi Generasi Muda

Kompas.com - 17/03/2022, 12:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - President University (PresUniv) merilis program studi (prodi) terbaru, Prodi Agribisnis, pada Sabtu (26/2). Prodi ini bernaung di bawah Fakultas Bisnis bersama lima lain, yaitu Akuntansi, Administrasi Bisnis, Manajemen, Ilmu Aktuaria, dan Agribisnis.

“Hadirnya Prodi Agribisnis adalah bentuk keseriusan PresUniv untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah di tingkat nasional maupun internasional. Salah satunya adalah masalah pangan," ungkap Josep Ginting, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Usaha dalam peluncuran prodi yang digelar pada Kamis (10/3/2022).

Peluncuran Prodi Agribisnis PresUniv yang diselenggarakan secara daring ini dihadiri siswa-siswi SMA dari berbagai provinsi di Indonesia.

Josep Ginting menegaskan, sektor pertanian Indonesia butuh perhatian khusus, karena rendahnya minat generasi Z untuk menggeluti sektor ini. Penerapan digitalisasi di sektor pertanian bisa menjadi salah satu solusinya.

Dalam kesempatan sama Jacinta Arquisola, Dekan Fakultas Bisnis PresUniv menyampaikan, Prodi Agribisnis PresUniv mengusung konsep integrated urban farming dengan dua konsentrasi, yaitu Digital Agribusiness dan Agribusiness Ecotourism.

“Konsentrasi itu kami pilih dengan mempertimbangkan letak kampus PresUniv yang berada di jantung kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, yakni kawasan industri Jababeka. Di kawasan ini ada lebih dari 1.750 perusahaan nasional maupun multinasional dari berbagai negara di seluruh dunia,” jelas Jacinta.

Selain itu, papar Jacinta, prodi agribisnis juga akan menjalin kerja sama dengan Grup Jababeka.

“Kami akan berkolaborasi untuk memanfaatkan berbagai fasilitas yang sudah dikembangkan Jababeka, seperti yang berlokasi di Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara, dan Tanjung Lesung di Provinsi Banten. Kebetulan lokasi itu sudah dinobatkan oleh pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” tambahnya.

Yunita Ismail Masjud, Dosen Prodi Agribisnis PresUniv menambahkan, lokasi kampus yang berada di tengah-tengah kawasan industri membuat prodi agribisnis PresUniv memiliki posisi unik karena bisa dikembangkan ke arah ekowisata atau wisata agribisnis ramah lingkungan.

Baca juga: Berdiri di Ciwidey, Ponpes Al-Ittifaq Berdayakan Santri di Agribisnis

“Dengan lokasi kampus yang berada di kawasan industri seluas 5.600 hektar, akan ada banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran bagi seluruh mahasiswa Prodi Agribisnis,” jelasnya.

Dorong partisipasi generasi muda

 

Novel Leonardo, Wakil Presiden Commercial, TaniHub Group, yang juga alumni dari Fakultas Bisnis, PresUniv, pada acara peluncuran Prodi Agribisnis PresUniv.DOK. PRESUNIV Novel Leonardo, Wakil Presiden Commercial, TaniHub Group, yang juga alumni dari Fakultas Bisnis, PresUniv, pada acara peluncuran Prodi Agribisnis PresUniv.

Deeng Santoyo, Head of Partnership & Social Impact di TaniHub, memberikan apresiasi atas kehadiran Prodi Agribisnis  PresUniv di tengah menurunnya minat anak-anak muda untuk terjun di sektor pertanian.

"Ini tentu angin segar bagi kami sebagai pelaku usaha,” ungkap Deeng Santoyo.

Deeng Sanyoto menambahkan, “kami juga melihat ada anak-anak muda yang terjun ke dunia pertanian. Namun, cara mereka dalam melakukan budidaya dan mengelola bisnisnya masih sama dengan cara-cara yang dilakukan oleh orangtuanya. Jadi, bukan dengan cara-cara baru, termasuk dengan menerapkan teknologi.”

Daud Novel Leonardo, Wakil Presiden Commercial, TaniHub Group, yang juga alumni dari Fakultas Bisnis, PresUniv menyampaikan dengan potret yang semacam itu, tak heran jika sektor pertanian menjadi kurang menarik bagi anak-anak muda.

“Jika tidak ada anak muda yang tertarik untuk terjun di sektor pertanian, mungkin pada tahun 2050 kita sudah tidak punya petani lagi,” ucap Daud Novel mengingatkan.

Maka, ia menyarankan semua pihak perlu ikut berperan untuk mempromosikan sektor pertanian agar semakin banyak anak muda yang terjun ke dalam bisnis ini.

Daud Novel mengakui, semula dirinya memang tidak tertarik dengan sektor pertanian, khususnya agribisnis. Katanya, sektor ini yang tidak keren, kerjanya harus berpanas-panasan dengan terjun ke sawah atau ke kebun, sehingga kurang cocok bagi anak-anak muda, terutama dari kalangan generasi Z.

Namun, setelah menyadari bahwa Indonesia akan menghadapi masalah serius jika tidak ada yang peduli terhadap hal ini, Daud Novel pun memutuskan untuk terjun ke sektor pertanian lewat bergabung dengan TaniHub.

Baca juga: Kisah Boby, Anak Buruh Lulusan Terbaik Program Studi Manajemen Agribisnis IPB

Setelah bergabung, Daud Novel menyadari bahwa sektor pertanian mempunyai potensi bisnis yang luar biasa.

“Kita tidak bicara tentang industri yang sedang menjadi tren, terutama di kalangan anak-anak muda. Ini kita berbicara soal kebutuhan primer yang semua orang pasti membutuhkannya. Siapa yang tidak membutuhkan makanan,” jelasnya.

 

Digitalisasi industri pertanian

Salah satu upaya menarik minat anak muda ke sektor pertanian adalah dengan menerapkan digitalisasi dalam proses bisnis juga dijelaskan para pembicara lain dari kalangan industri seperti Astra Agro Lestari, Cargill Indonesia maupun Sinarmas Agrobusiness & Food.

Selain memiliki kemampuan digital, karyawan perusahaan-perusahaan tersebut juga harus gigih dan tangguh, mau terus belajar, disiplin, mempunyai perilaku yang baik, terutama soal kejujuran.

Catatan lainnya dari Cargill Indonesia, karena banyak kliennya dari perusahaan asing, kemampuan berbahasa Inggris menjadi sangat penting.

Kecuali isu tentang digitalisasi, kalangan korporasi juga mengingatkan tentang pentingnya kemampuan untuk cepat beradaptasi dan toleran terhadap stress. Ini karena banyak lokasi perkebunan yang berada di remote area, jauh dari kota besar.

Padahal, di sisi lain setiap karyawan baru harus bersedia untuk ditempatkan di mana pun. Meski begitu, yang juga perlu diingat, lewat bergabung dengan korporasi besar yang perkebunannya berlokasi di remote area, para generasi Z bisa ikut berkontribusi dalam memajukan daerah-daerah terpencil.

“Kalau tidak ada korporasi besar, kalau tidak ada anak-anak muda, siapa lagi yang akan memajukan perekonomian di daerah,” tegas mereka.

Baca juga: Pebisnis Digital Melirik Peluang Pasar Industri Agribisnis

Rizal Fahreza, entrepreneur dalam bidang agrowisata, menekankan pentingnya lulusan Prodi Agribisnis di PresUniv memiliki kemampuan dalam manajemen logistik untuk produk pertanian.

“Apalagi lokasi kampus PresUniv juga hanya berjarak beberapa kilometer dari Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com