Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UB Inovasi Krim Anti Jerawat dari Kulit Durian

Kompas.com - 27/09/2021, 05:39 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bagi kaum remaja, jerawat pasti menjadi masalah hingga menurunkan rasa percaya diri. Karena itu, kulit bersih di wajah menjadi idaman setiap remaja.

Terkait masalah jerawat, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) membuat inovasi.

Yakni membuat krim anti jerawat yang dikombinasikan dengan bahan dasar limbah kulit buah durian. Dipilihnya kulit durian karena memiliki senyawa antibakteri.

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Pendeteksi Alkohol pada Parfum

Adapun inovasi tersebut digagas oleh lima mahasiswa UB, yakni Putri Ayu M, Nur Khasanah, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas dibawah bimbingan Zubaidah Ningsih AS, S.Si., M.Phil., Ph.D.

Menurut salah satu mahasiswa, Nur Khasanah, pengobatan jerawat yang umum dijumpai adalah pengobatan yang diberikan dengan cara dioleskan pada kulit (pengobatan topikal) dan pengobatan yang diberikan dengan cara dikonsumsi seperti obat (pengobatan sistemik).

Krim anti jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian dinilai lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat sebesar 15,8 mm.

"Selain didukung dengan kemampuan daya hambat yang tinggi, kulit buah durian memiliki senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid," ujarnya dikutip dari laman UB, Jumat (24/9/2021).

Dijelaskan, pengobatan yang diberikan secara oles pada kulit memiliki efektivitas lebih tinggi dibandingkan pengobatan yang diberikan secara oral karena hal tersebut dapat menimbulkan resistensi antibiotik di dalam tubuh.

Baca juga: Mahasiswa UB Inovasi Alat Sterilisasi APD

Sehingga untuk mendukung pengobatan secara oles dibuatlah krim anti jerawat melalui sebuah teknologi bernama nanoemulsi.

Adapun teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet <200 nm serta luas permukaan yang besar ini dapat memberikan efek hidrasi sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi resiko peradangan jerawat.

Suatu teknik yang mendukung teknologi nanoemulsi ini adalah teknik mikrofluidisasi. Teknik ini dipilih karena dapat bekerja tanpa menaikkan temperature sistem dan ukuran droplet nanoemulsinya dapat dikontrol sehingga dapat dihasilkan krim anti jerawat dengan daya penetrasi yang lebih baik.

Proses pembuatan

Putri Ayu menambahkan, proses pembuatan krim kulit durian ialah:

1. Kulit durian dibersihkan terlebih dahulu.

2. Dipotong tipis-tipis bagian dalam kulitnya.

3. Dilakukan pengovenan pada suhu 60°C selama 2×24 jam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com