Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Peneliti UGM: GeNose C19 Tidak Ditarik Izin Edarnya

Kompas.com - 08/07/2021, 07:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tim peneliti dan pengembang GeNose C19 Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan bahwa sampai saat ini GeNose masih digunakan di fasilitas publik pada berbagai sektor di masyarakat.

Sejak GeNose 19 tak masuk sebagai syarat perjalanan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, beredar informasi bahwa GeNose C19 resmi dilarang digunakan sebagai syarat perjalanan transportasi bahkan ditarik izin edarnya.

“Banyak berita negatif dan bahkan cenderung tidak benar soal GeNose yang harus diluruskan kepada publik,” papar Juru Bicara Tim GeNose, Saifudin Hakim seperti dirangkum dari laman UGM, Rabu (7/7/2021).

Hakim menegaskan, informasi tidak benar itu merupakan kesimpulan sepihak atas kebijakan PPKM Darurat yang tidak memasukkan GeNose sebagai syarat melakukan perjalanan selama PPKM Darurat.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka Beasiswa Unggulan 2021, Kuliah Nol Rupiah

Izin edar GeNose C19, lanjut dia, juga masih berlaku sehingga tidak ada alasan untuk melakukan pelarangan penggunaan GeNose C19 di masyarakat.

Kesempatan "libur" penggunaan GeNose C19 di sektor transportasi selama PPKM Darurat, akan digunakan oleh Tim Peneliti dan Pengembang GeNose untuk menambah data varian baru virus Covid-19 ke kecerdasannya.

Hal itu akan membantu hidung elektronik mendeteksi Covid-19 dengan lebih akurat pada situasi penggunaan riil di lapangan.

“Akurasi GeNose sampai saat ini masih di angka 93-94% dan akan terus kita tingkatkan,” imbuh Hakim.

Menurut Hakim, penambahan data varian baru Covid-19 akan semakin memperkuat Artificial Intelligence (AI) dan akurasi GeNose C19. Sehingga, GeNose C19 justru harus semakin terus digunakan pada situasi riil agar semakin cerdas.

Baca juga: UGM Buka Beasiswa S2 untuk 14 Prodi, Bantuan UKT hingga 100 Persen

“GeNose C19 ini ibarat hidung sekaligus otak elektronik. Jika keduanya dilatih terus secara serempak, kita akan memiliki teknologi inovatif yang praktis, simpel, dan tepat,” kata Hakim.

Saat ini, GeNose C19 juga masih tetap dipergunakan sebagai alat skrining di berbagai sektor dan kegiatan, antara lain perkantoran, kampus, pondok pesantren, dan korporasi.

“Operator GeNose C19 ini tidak akan rugi memiliki GeNose C19. Ke depannya, GeNose C19 bisa kita kembangkan untuk mendeteksi penyakit-penyakit terkait pernapasan lainnya, tidak hanya Covid-19. Hanya dengan mengganti ‘otak’-nya itu tadi,” jelas Hakim.

Hakim juga menepis keraguan masyarakat terhadap kemampuan GeNose C19 mendeteksi kemungkinan Covid-19 pada pengguna.

“Data kami menunjukkan bahwa GeNose C19 mampu mendeteksi terduga pengguna positif Covid-19 pada koridor perjalanan,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com