Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ensiklopedia Dinosaurus, yang Punah namun Tak Pernah Terlupakan

Kompas.com - 03/08/2020, 18:22 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Saat mendengar “dinosaurus” apa kira-kira yang muncul di benak kita? Fosil, film-film aksi terkenal seperti "Jurassic Park", atau T-rex raja para kadal yang ganas?

Konon kabarnya, dinosaurus sendiri sebenarnya sudah diketahui sejak 2.000 tahun lalu. Tapi, pada saat itu manusia belum paham tentang fosil dinosaurus.

Dalam catatan kuno di China yang berasal dari 2.000 tahun lalu, istilah “tulang naga” sudah muncul. Para ahli zaman sekarang meyakini tulang itu adalah fosil dinosaurus.

Sekalipun fosil dinosaurus masih terus ditemukan sampai pada era modern, banyak orang bahkan ilmuwan sekalipun masih belum tahu dan yakin soal fosil dinosaurus ini.

Pada abad ke-17, tepatnya 1676, Robert Plot, seorang kurator museum Inggris, menemukan tulang paha raksasa di Inggris. Dia meyakini temuannya ini sebagai tulang spesies “manusia raksasa” purba.

Sekalipun spesimen fosilnya kemudian hilang, gambar fosil tersebut masih tersisa. Berdasarkan gambar itu, para ilmuwan modern meyakini kemungkinan tulang tersebut berasal dari dinosaurus yang dikenal sebagai Megalosaurus.

Baca juga: Si Pembasmi Iblis Sudah Datang! Demon Slayer, Kimetsu No Yaiba

Awal istilah "dinosaurus"

Megalosaurus ini diyakini sebagai dinosaurus pertama yang diidentifikasi secara ilmiah.

Pemburu fosil dari Inggris, William Buckland menemukan beberapa fosil pada 1819 yang kemudian mendeskripsikan dan memberinya nama pada 1824. Seperti para ilmuwan sebelumnya, dia menganggap fosil itu milik reptil modern dengan badan yang lebih besar.

Bahkan sampai saat itu, kata “dinosaurus” belum ditemukan dan dinosaurus belum dikenal sebagai makhluk berbeda yang secara signifikan berbeda dengan reptil modern. Semua itu berubah ketika ilmuwan Inggris, Richard Owen mulai terlibat.

Pada akhir 1841 atau awal 1842, Owen melihat-lihat koleksi fosil Willian Devonshire Saull. Dia tertarik dengan potongan fosil tulang belakang yang diperkirakan sebagai milik reptil purba yang mirip iguana, sehingga disebut “Iguanodon”.

Owen kemudian membandingkan fosil yang dia lihat dan dalam beberapa bulan dia menulis kesimpulan kritisnya: bahwa fosil tersebut berasal dari makhluk yang sama dan makhluk ini tidak seperti yang ada sekarang.

Dia mulai menggunakan istilah “dinosaurus”, yang berarti “kadal mengerikan”.

Sekalipun studi mengenai dinosaurus benar-benar dimulai pada 1842, bukti baru untuk dipelajari sulit untuk ditemukan sampai akhir 1800-an.

Pada saat itu, Othniel Marsh dan Edward Cope, dua ilmuwan Amerika yang kaya raya dan saling bersaing, membentuk tim riset dan menuju ke Pegunungan Rocky.

Tim mereka yang saling bersaing telah menggali berton-ton tulang dari banyak situs berbeda dan dikenal sebagai “Perang Tulang”. Persaingan itu menghasilkan temuan lebih dari 136 spesies baru dinosaurus.

Sejak tahun 1900-an para ilmuwan dan institusi prestisius terinspirasi oleh “Perang Tulang”, melanjutkan penelitian atas dinosaurus.

Sejak tahun 1900-an, dan dalam perjalanan sampai sekarang, fosil dinosaurus yang dipajang di museum selalu menjadi daya tarik utama. Dinosaurus telah menjadi bagian abadi dari budaya dunia.

Ukuran tubuh fantastis, bentuk yang unik, cara hidup, dan sifat mengerikan dari beberapa dinosaurus telah memikat banyak penulis buku dan sutradara membuat karya berdasarkan itu, seperti dalam film waralaba yang disebut pertama kali dalam tulisan ini.

Media juga tidak kalah antusias meliput dan mewartakan penemuan-penemuan baru.

Baca juga: Ayo, Bersmurf Lagi! Para Smurf Telah Kembali!

Berkelana bersama peneliti fosil

Ayah dan Bunda, bersama putra-putri tersayang bisa juga terlibat dengan penelitian-penelitian dan studi mengenai dinosaurus, tanpa perlu pergi jauh-jauh ke Inggris atau Amerika. Apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang.

Cukup dengan membaca buku "Ensiklopedia Dinosaurus dan Kehidupan Prasejarah" yang ditulis Steve Parker, Anda sekeluarga bisa berkelana ke berbagai tempat bersama para peneliti fosil, melihat fosil-fosil yang ditemukan, dan mengamati berbagai macam spesies dinosaurus yang hidup dalam tiga periode zaman: Trias, Jura, dan Kapur.

Informasi lengkap yang disajikan dalam bentuk fakta berpoin, memberikan wawasan mendalam tentang tiap subjek yang dibahas dalam buku Ensiklopedia Dinosaurus ini.

Pembagian bab yang jelas, membantu pembaca untuk beralih dari satu topik ke topik yang lain, dan juga topik-topik yang paling diminati oleh pembaca.

Foto-foto dan ilustrasi yang realistis akan membuat membaca semakin mengasyikkan. Bahkan, bila buku ini ingin dijadikan sebagai referensi proyek sains atau pekerjaan rumah sangatlah memadai.

Tak hanya soal dinosaurus, buku Ensiklopedia Dinosaurus ini juga dilengkapi berbagai fakta menarik lain seputar tanaman, ikan, amfibi, dan mamalia yang hidup di masa prasejarah.

Tidak ketinggalan, satu fakta yang masih diperdebatkan, bahwa dinosaurus berevolusi menjadi kelompok unggas yang hidup pada zaman sekarang juga dibahas di buku ini.

Mau tahu lebih jauh? Klik di sini: https://www.gramedia.com/products/ensiklopedia-dinosaurus-dan-kehidupan-prasejarah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com