Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Lulusan UM Surabaya Pernah Jadi Ojol dan Punya Bisnis Miliaran Rupiah

KOMPAS.com - Kisah inspiratif datang dari wisudawan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), yakni Hajar Milad Satriawan.

Dia merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi yang berhasil menggeluti bisnis konfeksi dengan omzet puluhan juta rupiah setiap bulan hingga miliaran rupiah setiap tahunnya.

Pria yang akrab disapa Hamas ini membagikan perjalanan kariernya yang jatuh bangun sebelum sukses menjalani usaha konfeksi.

Rupanya, saat masuk kuliah pada tahun 2021, Hamas mendapatkan beasiswa atlet selama 1 tahun karena dia aktif sebagai atlet Tapak Suci.

Di tahun kedua untuk tetap bisa melanjutkan kuliah dan bisa survive di Surabaya, dia harus bekerja sebagai ojek online (ojol) di siang hari dan berjualan gorengan saat malam hari .

Bekerja sebagai ojol dan berjualan gorengan, dia lakukan sejak semester 3.

Namun, hal tersebut tidak bertahan lama untuk berjualan gorengan.

Pada semester 4, dia berpikir bagaimana caranya bekerja sendiri dan ingin membuka lapangan kerja, karena dirinya merasa tidak memiliki waktu istirahat.

Di semester 4, Hamas menjadi pialang atau makelar konfeksi karena dia melihat peluang teman-temannya yang mencari konfeksi.

Akhirnya dari satu konfeksi ke konfeksi yang lain, dia melakukan kerja sama.

Hal itu dilakukannya untuk membayar kuliah dan biaya makan di Surabaya.

Saat merasa peluang di konfeksi besar, dia masih melanjutkan pekerjaannya sebagai ojol hingga masuk semester 6.

"Dari ekonomi yang sulit, membuatnya berani bermimpi besar. Dengan modal Rp 1 juta, saya beli mesin sendiri (semester 4), membeli alat-alat sablon bekas, usaha itu saya lakukan di kos-kosan daerah Jojoran, Surabaya," kenang Hamas melansir laman UM Surabaya, Rabu (2/11/2022).

Pada saat masuk semester 6, dia berhenti menjadi ojol. Tujuannya, agar dia fokus pada usaha konfeksinya.

Hingga akhirnya, Hamas berhasil menambah beberapa mesin untuk bisnis konfeksinya.

"Alhamdulillah, saat ini sudah ada 15 mesin yang saya miliki sendiri dan semuanya beroperasi di Lamongan dan sedang proses pembangunan untuk kantor konfeksi dan akan membuka cabang di daerah Sekaran Lamongan," jelas Hamas.

Di tengah kesuksesannya saat ini, rupanya Hamas memilih membesarkan usaha konfeksi di kota kelahirannya.

Pasalnya, masih ada ibu yang seorang diri membesarkan adiknya yang saat ini masih duduk di bangku SMP.

Tak lulus kuliah tepat waktu

Meski tak lulus tepat waktu dan sempat melakukan cuti, dia merasa apa yang terjadi dalam hidupnya adalah pelajaran berharga dan harus selalu disyukuri bagaimanapun kondisinya.

"Kalau saya tidak mencoba mengubah nasib saya, kehidupan akan terus stagnan seperti ini, Ibu saya hanya penjahit di desa dan guru swasta honorer," tegas dia.

Berkat kegigihannya, saat ini dirinya telah memiliki 15 karyawan dan bisa menghasilkan omzet puluhan juta rupiah setiap bulannya. Bahkan, dalam waktu satu tahun bisa menghasilkan Rp 1 miliar.

Saat ini, nama usaha yang didirikannya adalah Hamas Garment.

Nama itu melekat dalam dirinya dan sebagai personal branding bisnis yang dijalankannya.

"Harapannya, usaha ini makin besar dan bermanfaat bagi orang lain. Prinsip berbisnis, modal terbaik bukan uang, tapi waktu muda dan pantang menyerah," pungkas dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/11/02/110556771/kisah-lulusan-um-surabaya-pernah-jadi-ojol-dan-punya-bisnis-miliaran-rupiah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke