Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dosen UM Surabaya: 3 Bahaya Mi Instan Buat Anak, Contohnya Diabetes

KOMPAS.com - Mi instan termasuk salah satu makanan favorit banyak orang karena rasanya yang enak. Namun, dibalik rasanya yang enak, makan mi instan bisa berbahaya buat anak-anak.

Apalagi dari data yang ada, masyarakat Indonesia menempati posisi kedua setelah China dengan 41,5 miliar bungkus yang dikonsumsi per tahun. 

Artinya tak cuma orang dewasa, tapi anak-anak Indonesia juga suka mengonsumsi mi instan.

Asal dibatasi konsumsinya, maka bisa terhindar dari ancaman diabetes, darah tinggi, dan penyakit lainnya. 

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 juga menunjukkan 92 persen atau sekitar 248,7 juta penduduk Indonesia pernah mengonsumsi mi instan (satuan bungkus sekitar 80 gram).

Ahli Gizi UM Surabaya Tri Kurniawati menjelaskan, kandungan gizi yang terdapat dalam mi instan belum seimbang dan baik untuk tubuh.

Menurut penelitian menyebut bahwa mi instan mengandung karbohidrat tinggi.

"Seringkali kita menemukan mi instan dijadikan solusi untuk mengatasi anak-anak yang sulit makan, padahal jika pemberian mi instan dibiasakan terhadap anak-anak mereka akan merasa ketagihan," sebut dia.

Tri menegaskan, konsumsi mi instan yang berlebihan dapat memberikan dampak yang tidak baik pada kesehatan terutama pada anak.

Berikut adalah bahaya konsumsi mi instan lebih dari satu kali seminggu atau berlebihan:

1. Kecanduan

Pertama, jika MSG yang terkandung dalam mi instan dikonsumsi secara berlebih, maka akan berbahaya dan membuat anak terbiasa mengonsumsi makanan dengan rasa gurih yang berlebihan.

Sehingga anak tidak suka mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah terutama sayuran yang dibutuhkan oleh tubuh.

2. Obesitas

Kedua mengonsumsi mi instan juga dapat mengakibatkan obesitas, dikarenakan mi mengandung karbohidrat sederhana, lemak, dan natrium tinggi

Sehingga jika dikonsumsi pada secara terus menurus akan mengakibatkan obesitas, kenaikan kadar gula darah dan kenaikan darah.

3. Darah tinggi dan diabetes

Ketiga konsumsi mi instan yang belebih dapat menyebakan munculnya penyakit degeneratif, misalnya diabetes militus dan tekanan darah tinggi.

Anak yang mengonsumsi mi instan sedari kecil, dan tidak menerima eduksi untuk mengubah kebiasaan tersebut, maka akan terbawa sampai dewasa.

"Pola makan yang kelebihan karbohidrat dalam jangka waktu lama akan memicu penyakit diabetes melitus dan juga obesitas," ucap dia.

Tri memberikan saran, apabila ingin mengonsumsi mi instan, sebaiknya di campur dengan bahan makanan lain sebagai sumber protein dan vitamin.

Misalnya saja dengan menambahkan sayur dan sumber protein hewani.

"Penambahan telur dan sayuran segar pada setiap penyajian mi instan untuk memperkaya nilai gizi mie instan. Hal ini dikarenakan mi instan tinggi akan kalori, natrium dan lemak, tapi kadar protein dan serat cenderung kurang sehingga dapat digolongkan makanan yang kurang gizi," tukasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/08/182900371/dosen-um-surabaya--3-bahaya-mi-instan-buat-anak-contohnya-diabetes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke