Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Cara Menentukan Jumlah Uang Jajan Anak SD-SMA Menurut Ahli

KOMPAS.com - Meski terlihat sederhana, namun pemberian uang jajan untuk anak usia sekolah nyatanya bisa menjadi sarana belajar bagi anak, mulai dari berhitung, melatih pengendalian diri, hingga belajar membuat skala prioritas.

Itulah mengapa, pemberian uang jajan untuk anak sekolah perlu diperhatikan mengingat hal ini dapat mempengaruhi perkembangannya.

Jadi, bagaimana cara menentukan jumlah uang jajan yang ideal untuk anak SD, SMP, dan SMA?

Melansir laman resmi Sekolah BPK Penabur, pakar financial planner, Nadia Harsya memberikan beberapa cara dalam menentukan uang jajan anak yang tepat dan produktif.

1.Ajarkan anak memahami konsep uang

Hal pertama yang paling fundamental adalah mengajarkan anak tentang konsep uang. Setidaknya ada empat poin penting yang harus dipahami anak, tentunya sesuai tahapan usianya.

Empat konsep dasar uang tersebut adalah menghasilkan, belanja, berbagi, dan menabung.

Dalam konsep menghasilkan uang, orangtua perlu memberi pemahaman kepada anak bahwa orang secara umum harus bekerja untuk mendapatkan uang. Bentuknya bisa dari gaji, hasil berdagang, atau yang lainnya.

Anak-anak setidaknya harus paham dari mana uang berasal. Jika anak berpikir bahwa uang bisa keluar begitu saja dari mesin ATM misalnya, itu artinya pemahaman mereka tentang uang masih belum benar.

2. Beri uang jajan sesuai usia anak

Apakah orangtua masih bingung menentukan uang jajan anak sekolah? Jika ya, simak baik-baik poin berikut ini.

Faktor usia harus dipertimbangkan dalam pemberian uang jajan. Faktanya, tidak semua anak siap diberi tanggung jawab mengelola uang.

Idealnya, anak bisa diberi uang jajan saat mereka berusia sekitar 8-9 tahun. Pasalnya, di usia ini anak sudah lebih matang dalam kemampuan berhitung serta sudah bisa menentukan apa yang ia mau.

Sedangkan untuk anak di bawah usia 8 tahun, mereka bisa dibiasakan membawa bekal dari rumah.

3. Sesuaikan dengan kebutuhan anak

Tak ada aturan baku terkait besaran uang jajan anak, karena masing-masing mereka memiliki kebutuhan yang berbeda.

Tentunya, orangtua perlu mengetahui secara rinci apa saja kebutuhan anak dan memperhitungkannya dengan bijak. Mulai dari kebutuhan jajan di kantin hingga uang transportasi jika ada.

Kebutuhan uang jajan untuk anak SD, SMP, dan SMA tentu akan berbeda. Untuk jenjang yang sama pun bahkan bisa berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain, itu mengapa orangtua perlu survei terlebih dahulu.

4. Buat kesepakatan dengan anak

Kesepakatan tentang besaran uang jajan antara orangtua dan anak harus dibuat jelas sejak awal.

Misalnya, anak diberi uang jajan sekolah dengan jumlah sekian rupiah sehari. Hal ini sangat penting agar anak tidak punya "trust issue" atau masalah kepercayaan kepada ibu atau ayahnya.

Selain itu, ada baiknya besaran uang jajan dilebihkan sedikit agar anak bisa belajar mengelola kelebihan dana yang ia miliki, baik untuk ditabung, beramal, maupun bersedekah.

5. Jika anak membutuhkan uang jajan tambahan

Bagaimana jika karena suatu kondisi, suatu hari anak butuh uang jajan lebih dari biasanya?

Dalam situasi seperti ini, orangtua bisa memberlakukan syarat dan kesepakatan terpisah.
Orang tua bisa memberikan penawaran misalnya, "Nak, kamu boleh punya uang jajan tambahan dengan syarat A, B, C."

Meski demikian, hindari membiasakan anak dengan iming-iming uang jajan agar mereka mau menuntaskan tugasnya. Karena nantinya anak akan punya kecenderungan apa yang dilakukan harus pakai imbalan berupa uang.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/04/25/094848771/5-cara-menentukan-jumlah-uang-jajan-anak-sd-sma-menurut-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke