Sementara, 821 orang tercatat melakukan eksplorasi mendalam di benua tersebut.
Meski Jerman di bawah Adolf Hitler tercatat memiliki "ketertarikan" terhadap Antartika, namun tidak ada bukti bahwa terdapat 14 ekspedisi pada masa-masa terakhir Perang Dunia Kedua.
Ekspedisi Jerman ke Antartika dilakukan antara tahun 1938 dan 1939 sebagai bagian dari rencana negara tersebut untuk mencari pengganti minyak ikan paus.
Sebuah laporan dari Scott Polar Research Institute di Universitas Cambridge mengatakan, tidak ada bukti bahwa aktivitas Jerman di Antartika berlanjut setelah ekspedisi 1938 atau selama Perang Dunia Kedua.
Aktivitas Jerman di Antartika baru dilanjutkan pada 1959, ketika orang Jerman pertama mendarat bersama ekspedisi Rusia.
Stasiun penelitian Jerman pertama dibuka di Antartika pada 1976. Namun, stasiun itu berhenti beroperasi pada 1993 dan dibongkar pada 1996.
Peta yang dicantumkan dalam narasi tersebut berasal dari atlas dunia versi Portugis yang dibuat sekitar tahun 1519, dan saat ini disimpan di Perpustakaan Nasional di Perancis.
Meski tampak menunjukkan benua Antartika, namun wilayah geografis yang digambarkan dalam atlas tersebut adalah Samudera Atlantik Utara, Eropa Utara, Kepulauan Azores, Madagaskar, Samudera Hindia, Laut China, dan Laut Cina Selatan, Maluku, Brasil, Samudera Atlantik dan Mediterania.
Tidak ada bukti para ilmuwan telah menemukan cara mengembangkan senjata nuklir pada tahun 1700-an, atau bahwa perang nuklir terjadi di Antartika pada periode tersebut.
Selain itu, tidak ada bukti bahwa peradaban lain bertempat di Antartika, yang suhu rata-rata di pedalamannya adalah minus 57 derajat Celcius dan merupakan benua terdingin, paling berangin, dan paling kering di antara semua benua di Bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.