Bakteri wolbachia justru dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke tubuh manusia.
DBD disebarkan oleh Aedes aegypti betina. Sementara bakteri wolbachia diberikan pada nyamuk jantan. Ketika mereka kawin, virus dengue terblokir oleh bakteri wolbachia.
Baca fakta selengkapnya di sini.
Nyamuk dengan bakteri wolbachia diklaim dapat menyebabkan berbagai penyakit. Salah satunya mampu menularkan penyakit kaki gajah.
Peneliti dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Utarini membantah klaim itu.
Penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi parasit yang diklasifikasikan sebagai nematoda (cacing gelang) dari famili Filarioidea.
Ada ribuan jenis bakteri wolbachia. Namun Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti berbeda dengan nyamuk pada cacing yang menyebabkan filariasis.
Ada pula klaim yang menyebutkan nyamuk wolbachia dapat menularkan penyakit radang otak Japanese encephalitis.
Penyakit tersebut memang ditularkan oleh nyamuk. Namun nyamuknya dari jenis berbeda yakni Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi Japanese encephalitis.
Utarini mengatakan, tidak ada kaitan antara radang otak Japanese Encephalitis dengan teknologi wolbachia yang digunakan pada nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.
Fakta lebih lanjut dapat dilihat di sini dan di sini.
Klaim keliru lainnya menyebutkan nyamuk wolbachia diklaim membawa virus yang membentuk genetik lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Faktanya, bakteri wolbachia tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kemampuan reproduksi dan orientasi seksual manusia.
Penelitian nyamuk dengan bakteri wolbachia di Indonesia pertama kali dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta.
Peneliti dari UGM Riris Andono Ahmad tergabung dalam riset tersebut selama lebih dari 10 tahun.