Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Nyamuk berbakteri wolbachia diklaim dapat menularkan penyakit filariasis atau kaki gajah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memanfaatkan nyamuk berbakteri wolbachia untuk menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).
Wolbachia adalah bakteri yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus tersebut tidak akan menular ke tubuh manusia.
Selain itu, jika Aedes aegypti jantan yang telah diinfeksi wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblokir.
Klaim nyamuk berbakteri wolbachia dapat menularkan kaki gajah dibagikan oleh akun Facebook ini pada 19 November 2023.
Berikut narasi yang dibagikan:
Menurut prof richard bahwa nyamuk wolbachia punya potensi membuat peningkatan serangan KAKI GAJAH dan mikro hidrosephalus....
Karena nyamuknya sudah terlanjur disebar, kita mesti pantau terus ke depan, apakah serangan kaki gajah dan mikro hidrosepalus meningkat??....
Kalau iya, menkes dan pemerintah mesti bertanggung jawab.... Siapa yang punya ide menjadikan masyarakat kelinci percobaan.... harus bertanggung jawab...
Setelah ditelusuri, tidak ditemukan bukti bahwa nyamuk berbakteri wolbachia dapat menularkan penyakit kaki gajah.
Klaim itu dibantah peneliti dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Adi Utarini.
Ia mengatakan, tidak ada kaitan antara penyakit filariasis dengan teknologi wolbachia yang digunakan pada nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.
"Wolbachia yang ada pada cacing yang menyebabkan filariasis itu berbeda jenisnya dengan wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti. Jadi wolbachia ini bukan hanya satu jenis, tetapi ada ribuan jenis," kata Utarini, dalam diskusi daring, seperti diberitakan Antara, 20 November 2023.
Adapun penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi parasit yang diklasifikasikan sebagai nematoda (cacing gelang) dari famili Filariodidea.
Dilansir Kompas.com, kaki gajah dapat terjadi akibat infeksi tiga spesies cacing yaitu Wuchereria bacrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Cacing dapat hidup selama kurang lebih 6-8 tahun dan selama hidupnya menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva yang belum matang) dalam darah. Nyamuk dapat terinfeksi mikrofilaria setelah mengisap darah dari inang yang terinfeksi.
Kemudian, mikrofilaria dewasa menjadi larva infektif di dalam nyamuk. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia, larva parasit dewasa dapat masuk ke dalam tubuh.
Larva kemudian bermigrasi ke pembuluh limfatik untuk berkembang menjadi cacing dewasa sehingga melanjutkan siklus penularan.
Filariasis limfatik ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, misalnya nyamuk Culex, Anopheles, dan Aedes.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa nyamuk berbakteri wolbachia dapat menularkan penyakit kaki gajah adalah hoaks.
Bakteria wolbachia yang digunakan untuk menanggulangi penyebaran DBD berbeda dengan yang menyebabkan filariasis atau kaki gajah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.