Tak hanya itu, Bunda Teresa juga berhasil meyakinkan pemerintah kota untuk menyumbang untuk perjuangannya.
Pada Oktober 1950, ia memenangkan pengakuan kanonik untuk kongregasi barunya, Misionaris Cinta Kasih, yang ia dirikan hanya dengan segelintir anggota. Kebanyakan dari mereka adalah mantan guru atau murid dari Sekolah St Mary.
Ketika jumlah jemaatnya bertambah dan sumbangan mengalir dari seluruh India dan seluruh dunia, cakupan kegiatan amal Bunda Teresa semakin meluas.
Selama tahun 1950-an dan 1960-an, ia mendirikan rumah penderita kusta, panti asuhan, panti jompo, klinik keluarga, dan serangkaian klinik kesehatan keliling.
Pada 1971, Bunda Teresa pergi ke New York City untuk membuka rumah amal pertamanya yang berbasis di Amerika Serikat.
Pada musim panas tahun 1982, dia diam-diam pergi ke Beirut, Lebanon, di mana dia mengunjungi Beirut Timur, yang mayoritas Nasrani, dan Beirut Barat, yang mayoritas Muslim, untuk membantu anak-anak dari kedua agama tersebut.
Pada 1985, Bunda Teresa kembali ke New York dan berbicara pada peringatan 40 tahun Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selama di sana, ia juga membuka Gift of Love, sebuah rumah perawatan bagi mereka yang terinfeksi HIV/AIDS.
Baca juga: Paus Fransiskus Resmi Nobatkan Bunda Teresa sebagai Orang Suci
Setelah kematiannya, Bunda Teresa masih terus dikenang publik. Atas komitmennya yang tak tergoyahkan dalam membantu mereka yang paling membutuhkan, Bunda Teresa dianggap sebagai salah satu aktivis kemanusiaan terbesar di abad ke-20.
Meskipun aktivitas kemanusiaannya sangat besar dan jutaan orang telah ia sentuh, hingga hari kematiannya, ia hanya menyimpan gambaran paling sederhana tentang pencapaiannya sendiri.
Bunda Teresa menggambarkan hidupnya dengan kata-kata berikut ini:
"Secara darah, saya orang Albania. Berdasarkan kewarganegaraan, saya orang India. Berdasarkan iman, saya adalah seorang biarawati Katolik. Mengenai panggilan saya, saya adalah milik dunia. Sedangkan di hatiku, aku sepenuhnya milik Yesus."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.