KOMPAS.com - Bunda Teresa adalah tokoh kemanusiaan penerima Nobel Perdamaian pada 17 Oktober 1979 untuk kontribusinya menolong umat manusia yang menderita.
Dikutip dari laman Nobel, Bunda Teresa lahir pada 26 Agustus 1910 di wilayah Uskup, Kesultanan Ottoman (sekarang Skopje, Makedonia). Ia lahir dari orangtua berdarah Albania.
Pada usia 12 tahun, Bunda Teresa yang kala itu bernama Agnes Gonxha Bojaxhiu mendengar sebuah panggilan. Tuhan memerintahkan untuk mengabdikan hidup kepada-Nya.
Kemudian, dia masuk biara suster, menerima pendidikan, dan dikirim ke Kalkuta, India, untuk menjadi guru. Dia juga mendapatkan nama baru, Teresa.
Di India, dia menerima panggilan kedua dari Tuhan, yaitu untuk membantu orang-orang miskin sekaligus tinggal di tengah-tengah mereka.
Baca juga: Mengenang 22 Tahun Berpulangnya Bunda Teresa...
Bunda Teresa lalu mendirikan kesusteran baru, Misionaris Cinta Kasih. Dia juga membangun panti asuhan untuk anak yatim piatu, rumah perawatan untuk penderita kusta, serta rumah sakit bagi orang yang sakit parah di Kalkuta.
Organisasi yang didirikan Bunda Teresa juga terlibat dalam pekerjaan kemanusiaan di belahan dunia lain. Namanya pun dikenal ke seluruh dunia, dan banyak pihak menyumbangkan uang untuk membantu misi kemanusiaannya.
Bunda Teresa wafat pada 5 September 1997 di Kalkuta, India. Pada 2003, dia diusulkan untuk gelar santa atau orang suci. Kemudian, pada 2016, Bunda Teresa dinyatakan sebagai santa oleh Paus Fransiskus.
Dilansir Biography, Bunda Teresa mendapatkan panggilan kedua pada 10 September 1946. Ketika itu, dia sedang menaiki kereta api dari Kalkuta ke kaki bukit Himalaya.
Menurut Bunda Teresa, Tuhan berbicara kepadanya dan menyuruhnya untuk berhenti menjadi guru dan bekerja di daerah kumuh Kalkuta untuk membantu orang-orang yang paling miskin dan paling sakit di kota itu.
Namun, karena Bunda Teresa telah mengucapkan kaul ketaatan, dia tidak boleh meninggalkan biaranya tanpa izin resmi. Setelah hampir satu setengah tahun melakukan lobi, pada Januari 1948 dia akhirnya mendapat persetujuan untuk menjalankan panggilan baru ini.
Pada Agustus 1948, dengan mengenakan busana sari biru-putih yang kelak menjadi ciri khasnya, Bunda Teresa meninggalkan Biara Loreto dan berjalan-jalan ke kota.
Setelah enam bulan mengikuti pelatihan kedokteran dasar, untuk pertama kalinya dia melakukan perjalanan ke daerah kumuh Kalkuta dengan tujuan membantu orang-orang yang tidak diinginkan, tidak dicintai, dan tidak diperhatikan.
Bunda Teresa dengan cepat menerjemahkan panggilannya menjadi tindakan nyata untuk membantu masyarakat miskin di kota tersebut.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Bunda Teresa, Abdikan Diri Bantu Kaum Miskin
Dia memulai sekolah terbuka dan mendirikan rumah bagi orang-orang miskin yang sekarat di sebuah bangunan bobrok.