KOMPAS.com - Friedrich Nietzsche adalah filsuf Jerman yang dianggap membawa pengaruh besar pada perkembangan filsafat, teologi, dan seni pada abad ke-20.
Dilansir Biography, ide-ide Nietzsche tentang individualitas, moralitas dan eksistensialisme turut mempengaruhi pemikiran filsuf Martin Heidegger, Jacques Derrida, dan Michel Foucault.
Karyanya juga mempengaruhi tokoh psikoanalisis Carl Gustav Jung dan Sigmund Freud, serta penulis seperti Albert Camus, Jean-Paul Sartre, Thomas Mann, dan Hermann Hesse.
Nietzsche lahir pada 15 Oktober 1844 di Rocken bei Lutzen, sebuah desa kecil di Prusia (sekarang bagian dari Jerman) .
Ayahnya, Carl Ludwig Nietzsche, adalah seorang pendeta Lutheran. Namun, dia meninggal ketika Nietzsche berusia 4 tahun.
Hal itu menyebabkan Nietzsche dan adik perempuannya, Elisabeth, hanya dibesarkan oleh ibu mereka, Franziska.
Baca juga: Biografi Friedrich Nietzsche, Filsuf Kenamaan Jerman
Nietzsche menerima pendidikan klasik di sekolah bergengsi Schulpforta. Setelah lulus pada 1864, ia kuliah di Universitas Bonn selama dua semester.
Kemudian, ia pindah ke Universitas Leipzig untuk belajar filologi.
Pada 1869, Nietzsche mengajar filologi klasik di Universitas Basel, Swiss. Selama menjadi profesor, ia menerbitkan buku pertamanya, Lahirnya Tragedi (1872).
Pada masa itu, ia juga mulai menjauhkan diri dari keilmuan klasik, serta ajaran Schopenhauer, dan lebih tertarik pada nilai-nilai yang mendasari peradaban modern.
Namun karena gangguan saraf yang dideritanya, Nietzsche mengundurkan diri dari jabatannya sebagai profesor di Basel pada 1879.
Selama dekade berikutnya, Nietzsche berpindah-pindah dari Swiss, Perancis, dan Italia. Namun, tahun-tahun itu merupakan masa produktif baginya sebagai pemikir dan penulis.
Baca juga: Karl Marx, Filsuf yang Jadi Inspirasi Terbentuknya Liga Komunis
Saat tinggal di Turin, Italia pada 1889, kesehatan mental Nietzsche memburuk. Tahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskan dalam kondisi gangguan jiwa.
Penyebab gangguan kejiwaannya masih belum diketahui. Sejarawan menduga itu disebabkan sifilis, penyakit otak bawaan, tumor, dan penggunaan obat penenang yang berlebihan.
Setelah tinggal di rumah sakit jiwa, Nietzsche dirawat oleh ibunya di Naumburg dan saudara perempuannya di Weimar, Jerman. Ia meninggal di Weimar pada 25 Agustus 1900.
Baca juga: Frank Miller, Sosok di Balik Tokoh Komik Ikonik DC dan Marvel
Salah satu karya penting Nietzsche, Sabda Zarathustra, diterbitkan dalam empat volume antara tahun 1883 dan 1885.
Ia juga menulis Melampaui Baik dan Jahat (1886), Genealogi Moral (1887), dan Senjakala Berhala dan Anti-Krist (1888).
Melalui karya-karyanya pada dekade itu, Nietzsche mengembangkan poin-poin sentral filsafatnya. Salah satunya adalah pernyataannya yang terkenal bahwa "Tuhan sudah mati".
Dikutip dari situs Gramedia, Sabda Zarathustra adalah karya Nietzsche yang menceritakan kisah seorang manusia bernama Zarathustra dalam pengembaraannya mencari "manusia unggul".
Pencarian tersebut dilatarbelakangi oleh kemunduran religiusitas, moralitas, dan intelektualitas manusia-manusia lama.
Sabda Zarathustra bercerita banyak hal mengenai kehidupan; cinta, nilai-nilai kebijaksanaan, persahabatan, kegembiraan, dan kesedihan.
Sementara, Senjakala Berhala dan Anti-Krist berisi penyangkalan Nietzsche akan Tuhan dan agama-agama. Ia percaya bahwa Tuhan di dunia ini adalah manusia-manusia unggul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.