Mereka pun membujuk Soekarno untuk merekam ulang proklamasi kemerdekaan secara terpisah.
"Ronodipuro sama R Maladi yang membujuk Bung Karno sampai mau merekam ulang Proklamasi," kata Tatag Tejo, pemandu Museum Lokananta kepada Kompas.com, Kamis (15/6/2023).
Soekarno melakukan rekaman suara pembacaan teks proklamasi di Studio RRI Jakarta sekitar 1951.
Museum Lokananta menyimpan pengeras suara mentereng di zamannya, yakni JBL D44000 Paragon.
"Instalasi dari Bottlesmoker, asetnya semua dari Lokananta. Speaker ini hadiah dari Bung Karno, JBL Paragon, di Indonesia cuma ada dua," terang Tatag.
Pengeras suara tersebut bentuknya mirip kabinet dengan lebar 2,7 meter yang dibuat dengan kayu dan stereo tiga arah.
Pengeras suara itu dikreasikan menjadi instalasi bertajuk "Never-ending" oleh Bottlesmoker.
Instalasi itu menggabungkan pita kaset menjadi satu sehingga melantunkan musik tanpa akhir.
Ada proses unik dalam pembuatan piringan hitam di Lokananta, yakni pada proses galvanising.
Lokananta menggunakan kolam yang berada di tengah gedung sebagai pendingin. Kolam itu juga difungsikan sebagai tempat membilas master rekaman.
Sejak 2004, Lokananta dikelola oleh Perum Percetakan Negara RI (PNRI) Cabang Surakarta.
Setelah pengelolaan beralih ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Lokananta direvitalisasi pada 2023.
Kolam berbentuk lingkaran di tengah gedung tersebut dipugar, kemudian diganti bentuknya menjadi persegi panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.