Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] AKBP Achiruddin Tewas karena Kabur dan Melawan Aparat

Kompas.com - 04/05/2023, 16:48 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Mantan Kabag Bin Opsnal Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara AKBP Achiruddin Hasibuan menjadi sorotan usai video penganiayaan yang dilakukan anaknya viral di media sosial.

Kemudian, publik juga menyoroti harta kekayaan Achiruddin karena ia kerap memamerkan motor Harley Davidson dan mobil Rubicon.

Setelah menjadi perbincangan, muncul unggahan yang mengeklaim Achiruddin tewas karena mencoba kabur dan melawan aparat saat akan ditangkap.

Namun setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi yang menyebut AKBP Achiruddin tewas karena mencoba kabur dan melawan aparat saat akan ditangkap muncul di Facebook, salah satunya dibagikan oleh akun ini.

Akun tersebut membagikan sebuah video berdurasi 10 menit 26 detik pada 3 Mei 2023 dengan judul:

Kabar dvka AKBP achiruddin,kabur dan nek4d mel4wan ap4rat saat dit4ngkap

Dalam thumbnail video terdapat gambar beberapa aparat sedang membawa kantong jenazah. Gambar itu diberikan keterangan demikian:

KABAR DUKA AKBP ACHIRUDDIN

UPAYA MELARIKAN DIRI BERAKHIR TRAGIS

Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut bahwa AKBP Achiruddin tewas karena mencoba kabur dan melawan aparat saat akan ditangkapAkun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut bahwa AKBP Achiruddin tewas karena mencoba kabur dan melawan aparat saat akan ditangkap

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri thumbnail video yang memperlihatkan beberapa aparat membawa sebuah kantong jenazah dengan teknik reverse image search. Hasilnya, gambar itu identik dengan foto di laman Liputan 6.com ini.

Berdasarkan keterangan foto, gambar menampilkan polisi membawa kantong berisi jenazah tersangka pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, pada 28 Maret 2021.

Sehingga, dapat dipastikan bahwa jenazah dalam kantong tersebut bukanlah Achiruddin. 

Sementara, setelah disimak sampai tuntas, dalam video tersebut tidak ditemukan informasi bahwa Achiruddin tewas saat mencoba kabur dan melawan aparat.

Narator video membacakan artikel di laman Tribunnews ini berjudul “Diduga Terima Gratifikasi, AKBP Achiruddin Lari Terbirit-birit seusai Diperiksa hingga Larut Malam”.

Artikel tersebut memuat informasi tentang Achiruddin yang menjalani pemeriksaan di Polda Sumatera Utara pada 28 April 2023.

Hasil pemeriksaan sementara, ia diduga menerima gratifikasi dari gudang solar bersubsidi ilegal.

Sementara itu, beberapa beberapa klip tidak terkait dengan narasi bahwa Achiruddin tewas. Salah satu klip yang menampilkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo identik dengan video di YouTube Kompas TV ini. 

Dalam video yang diunggah pada 28 Oktober 2021 itu, Listyo meminta jajaran kepolisian bertindak tegas atas semua pelanggaran. Sebab, anggota yang bertindak menyimpang akan merugikan nama organisasi.

Adapun Achiruddin telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembiaran terjadinya penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya.

Achiruddin juga dikenakan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) dari institusi Polri. 

Kesimpulan

Narasi soal AKBP Achiruddin tewas karena mencoba kabur dan melawan aparat saat akan ditangkap adalah hoaks. Judul konten tidak sesuai dengan isi video.

Narator video lebih banyak membahas mengenai pemeriksaan Achiruddin di Polda Sumatera Utara, pada 28 April 2023, terkait dugaan gratifikasi dari gudang solar bersubsidi ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com