Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Infodemik, Cakupan Imunisasi Dasar Tidak Optimal

Kompas.com - 09/03/2023, 13:40 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Bisa kita lihat seperti Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat yang kemarin kita tahu ada kasus campak di sana. Itu karena capaiannya tidak optimal," kata dia.

Baca juga: Anak-anak di Garut Terserang Difteri, Imunisasi dan Sanitasi Jadi Penyebab

Persepsi keliru soal vaksin

Nadia menuturkan, masih banyak masyarakat yang memiliki persepsi keliru soal vaksin. Padahal, pandemi Covid-19 seharusnya menjadi bukti bagaimana vaksin dapat membantu mengendalikan wabah.

Salah satu alasan orangtua menolak imunisasi untuk anak yakni ketakutan akan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Selain itu, menurut Nadia, ada sejumlah alasan lain masyarakat tidak melakukan imunisasi, misalnya takut anak yang tadinya sehat menjadi demam, takut dengan informasi anak menjadi lumpuh, bahkan meninggal, dan rumor soal kehalalan vaksin.

Selain itu ada pula pengaruh dari tokoh agama atau tokoh masyarakat, lebih memilih langsung berobat apabila sakit dibandingkan mencegah dengan vaksin, dan tidak percaya vaksin.

Nadia mengatakan, ketakutan dan ketidakpercayaan pada vaksin juga merupakan akibat dari penyebaran infodemik selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Ada Temuan 90 Kasus Campak pada Anak, Pemkot Jakut Kejar Capaian Imunisasi MR

Beberapa hoaks soal vaksin yang muncul selama pandemi antara lain, penerima vaksin akan meninggal dua tahun setelah vaksinasi, vaksin Covid-19 mengandung unsur magnetik, chip pelacak, dan dapat mengubah genom.

Hoaks lainnya, vaksin disebut memiliki efek memperbesar kelamin pria, vaksin diklaim hanya untuk percobaan karena terdapat label uji klinis pada kemasan, vaksin mengandung vero cell dan bahan tidak halal.

Hoaks seputar kesehatan memang telah ada sebelum Covid-19 merebak. Namun, gelombang informasi keliru meningkat pada masa pandemi.

Meski tidak dapat dipetakan dengan data, tetapi penerimaan masyarakat terhadap imunisasi cenderung berkurang.

"Infodemik itu tidak secara rutin kita lakukan monitoring, tetapi memang cakupan vaksinasi atau imunisasi pada bayi itu tergantung pada aspek penerimaan," kata Nadia.

Nadia menyadari, edukasi kepada masyarakat bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, semua pihak diharapkan berperan untuk menjangkau masyarakat yang tidak mendapat akses informasi soal pentingnya imunisasi.

Baca juga: Kasus Campak Meningkat di Sejumlah Daerah di Jatim, Gubernur: Segera Lengkapi Imunisasi Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com