Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial menyatakan bahwa gempa bumi yang mengguncang Turkiye dan Suriah pada 6 Februari 2023 disengaja atau hasil dari perbuatan manusia.
Unggahan tersebut menyampaikan argumentasi bahwa gempa itu terlalu aneh bila dikatakan sebagai bencana alami.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui klaim itu hoaks.
Klaim yang menyatakan bahwa gempa Turkiye dan Suriah sebagai skenario manusia beredar luas di media sosial. Salah satunya disebarkan oleh akun Facebook ini.
Unggahan itu berupa tulisan yang menyatakan bahwa gempa Turkiye disebabkan Direct Energy Weapon (DEW), yang dibuktikan dengan dua poin anomali.
Pertama, gempa yang kakuatannya besar biasanya berpusat di lapisan tanah yang cukup dalam, yakni sekitar 30 kilometer.
Beberapa kali gempa di Turkiye, dua yang terbesar berkekuatan 7,8 dan 7,5 magnitudo.
Anomali kedua yang diklaim unggahan itu: terjadinya gempa susulan yang kekuatannya mendekati gempa awal merupakan kejadian tidak biasa.
Teks selengkapnya unggahan itu sebagai berikut:
*DIPERBARUI:* Daftar negara dengan duta besar terkemuka yang meninggalkan Turki 24 jam sebelum gempa terjadi.
1. AMERIKA SERIKAT
2 Kanada
3. Inggris
4. Jerman
5. Belgia
6. Italia
7. Belanda
8. Prancis
9. Denmark
10. Australia
Kebetulan?
Gempa tersebut disebabkan oleh DEW (Direct Energy Weapon) yang dipancarkan ke garis patahan. 2 anomali menunjukkan bahwa gempa itu buatan manusia:
1) Gempa dengan kekuatan seperti itu biasanya dalam - sekitar 30 km. Ini dangkal, sekitar 10 km
2) Ada 2 gempa berkekuatan tinggi satu demi satu - 7,8 dan 7,5 skala Richter. Sangat tidak biasa. Hampir tidak ada gempa susulan antara atau setelah gempa kedua.
Turki telah berusaha untuk keluar dan melepaskan diri dari NATO, dan juga telah memblokir masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam NATO. Gempa tersebut merupakan peringatan bagi Turki untuk bersikap atau tidak. Manusia bisa membuat dan mengendalikan gempa !!!