Sementara, Letkol Soeharto menempatkan pusat komandonya di sektor barat.
Berbagai sasaran yang diserang, yaitu Kantor Pos, Gedung Agung, Pabrik Watson/Purwasari, Hotel Tugu, Tanjungtirto, Maguwo, serta pos Belanda di Keben, Pagelaran, dan Patuk.
Pihak Belanda menggambarkan serangan pada 1 Maret 1949 sebagai serangan pagi buta dan mendadak.
Disebutkan bahwa serangan dimulai pada 04.00 dengan penembakan kepada pos-pos Belanda di perbatasan kota Yogyakarta.
Setelah itu pada pukul 06.00 terjadi penembakan terus menerus di dalam kota. Serangan muncul dari penjuru barat dan selatan.
Diperkirakan, jumlah pasukan Indonesia yang menyerang Yogyakarta pada hari tersebut tidak kurang dari 2.000 orang.
Baca juga: Tokoh-tokoh Serangan Umum 1 Maret 1949
Sementara, pasukan Belanda yang mempertahankan kota Yogyakarta terdiri atas satu batalion tempur yang diperkuat dengan pasukan para, satuan lapis baja, unsur satuan bantuan tempur, dan bantuan administrasi.
Di sekitar Yogyakarta, terdapat pula pasukan Belanda dengan kekuatan hampir satu brigade.
Belanda mencatat, sebanyak 6 orang tewas dan 14 orang luka-luka. Majalah Belanda De Wappen Broeder menyebutkan, selama Maret 1949 jumlah korban tewas dan luka-luka dari pihak Belanda sebanyak 200 orang.
Sedangkan, pihak Indonesia mencatat sekitar 300 prajurit dan 53 anggota polisi gugur, dengan jumlah korban sipil tidak dapat dipastikan.
Selama enam jam, Yogyakarta berhasil dikuasai gerilyawan TNI. Belanda mencoba mempertahankan posisinya hingga bala bantuan datang dari luar kota.
Pasukan Belanda berhasil merangsek ke arah Yogyakarta dari Magelang pada pukul 11.00. Menjelang pukul 13.00, pasukan Indonesia mulai meninggalkan daerah yang mereka duduki.
Dengan demikian, TNI berhasil menguasai Yogyakarta kembali selama sekitar enam jam. Berita serangan ini dipancarkan lewat Radio AURI di Playen, Wonosari (selatan Yogyakarta) dan diterima Markas PDRI di Bidaralam, Sumatera Barat.
Selanjutnya, berita tersebut diteruskan ke Takengon, Aceh, lalu diteruskan lagi ke Rangoon, Burma, dan sampai ke New Delhi, India untuk disiarkan ke seluruh dunia lewat All India Radio.
Baca juga: Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949
Berita Serangan Umum 1 Maret 1949 akhirnya diterima LN Palar, delegasi Indonesia dalam Sidang PBB di New York, Amerika Serikat. Kabar serangan ini mematahkan propaganda Belanda yang sebelumnya menyatakan negara Indonesia sudah bubar.
Serangan Umum 1 Maret 1949 secara politis berhasil menguatkan posisi Indonesia di mata dunia, meskipun secara militer posisi Indonesia kalah dalam pertempuran tersebut.
Akhirnya, melalui Perjanjian Roem-Royen pada Mei 1949, Belanda dan Indonesia menyepakatai gencatan senjata. Pada 29 Juni 1949, Belanda meninggalkan Yogyakarta dan gerilyawan TNI mulai kembali memasuki Ibu Kota Perjuangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.