Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Penting Serangan Umum 1 Maret 1949 bagi Indonesia

Kompas.com - 01/03/2023, 20:02 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Sementara, Letkol Soeharto menempatkan pusat komandonya di sektor barat.

Berbagai sasaran yang diserang, yaitu Kantor Pos, Gedung Agung, Pabrik Watson/Purwasari, Hotel Tugu, Tanjungtirto, Maguwo, serta pos Belanda di Keben, Pagelaran, dan Patuk.

Pihak Belanda menggambarkan serangan pada 1 Maret 1949 sebagai serangan pagi buta dan mendadak.

Disebutkan bahwa serangan dimulai pada 04.00 dengan penembakan kepada pos-pos Belanda di perbatasan kota Yogyakarta.

Setelah itu pada pukul 06.00 terjadi penembakan terus menerus di dalam kota. Serangan muncul dari penjuru barat dan selatan.

Diperkirakan, jumlah pasukan Indonesia yang menyerang Yogyakarta pada hari tersebut tidak kurang dari 2.000 orang.

Baca juga: Tokoh-tokoh Serangan Umum 1 Maret 1949

Sementara, pasukan Belanda yang mempertahankan kota Yogyakarta terdiri atas satu batalion tempur yang diperkuat dengan pasukan para, satuan lapis baja, unsur satuan bantuan tempur, dan bantuan administrasi.

Di sekitar Yogyakarta, terdapat pula pasukan Belanda dengan kekuatan hampir satu brigade.

Belanda mencatat, sebanyak 6 orang tewas dan 14 orang luka-luka. Majalah Belanda De Wappen Broeder menyebutkan, selama Maret 1949 jumlah korban tewas dan luka-luka dari pihak Belanda sebanyak 200 orang.

Sedangkan, pihak Indonesia mencatat sekitar 300 prajurit dan 53 anggota polisi gugur, dengan jumlah korban sipil tidak dapat dipastikan.

Tujuan serangan tercapai

Selama enam jam, Yogyakarta berhasil dikuasai gerilyawan TNI. Belanda mencoba mempertahankan posisinya hingga bala bantuan datang dari luar kota.

Pasukan Belanda berhasil merangsek ke arah Yogyakarta dari Magelang pada pukul 11.00. Menjelang pukul 13.00, pasukan Indonesia mulai meninggalkan daerah yang mereka duduki.

Dengan demikian, TNI berhasil menguasai Yogyakarta kembali selama sekitar enam jam. Berita serangan ini dipancarkan lewat Radio AURI di Playen, Wonosari (selatan Yogyakarta) dan diterima Markas PDRI di Bidaralam, Sumatera Barat.

Selanjutnya, berita tersebut diteruskan ke Takengon, Aceh, lalu diteruskan lagi ke Rangoon, Burma, dan sampai ke New Delhi, India untuk disiarkan ke seluruh dunia lewat All India Radio.

Baca juga: Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949

Berita Serangan Umum 1 Maret 1949 akhirnya diterima LN Palar, delegasi Indonesia dalam Sidang PBB di New York, Amerika Serikat. Kabar serangan ini mematahkan propaganda Belanda yang sebelumnya menyatakan negara Indonesia sudah bubar.

Serangan Umum 1 Maret 1949 secara politis berhasil menguatkan posisi Indonesia di mata dunia, meskipun secara militer posisi Indonesia kalah dalam pertempuran tersebut.

Akhirnya, melalui Perjanjian Roem-Royen pada Mei 1949, Belanda dan Indonesia menyepakatai gencatan senjata. Pada 29 Juni 1949, Belanda meninggalkan Yogyakarta dan gerilyawan TNI mulai kembali memasuki Ibu Kota Perjuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com