KOMPAS.com - Sebuah twit viral di yang diunggah pada Minggu (26/2/2023) menyebutkan, Twitter menyensor emoji bendera Ukraina.
Twit yang diunggah oleh @walter_report itu menyertakan tangkapan layar pemberitahuan dari Twitter yang mewajibkan pengguna menghapus emoji bendera Ukraina.
Unggahan itu mendapat 12.300 like, 5.500 quote dan retweet, serta telah dilihat lebih dari 3 juta kali.
Disebutkan, hanya pengguna Twitter Blue yang berhak mendukung Ukraina. Penggunaan emoji itu disebut bias karena dinilai merupakan bentuk dukungan politik terhadap Ukraina, sementara bertentangan dengan Rusia.
Adapun pengguna Twitter itu diminta untuk menghapus emoji bendera Ukraina sebelum 28 Februari 2023.
Benarkah Twitter melayangkan pemberitahuan untuk menghapus emoji bendera Ukraina?
Pemeriksa fakta Snopes pada Senin (27/2/2023) mencatat bahwa pengguna Twitter @walter_report sebelumnya merupakan pelanggan Twitter Blue.
Pengguna Twitter tersebut belum memberi jawaban dan keterangan soal sumber gambar yang dia terima.
Kendati demikian, pengguna itu awalnya mengunggah gambar ketika masih menjadi pengguna akun centang biru berbayar.
Tak selang lama, tanda centang biru pada akun itu hilang.
Kemudian, pengguna Twitter itu mengunggah twit lanjutan yang menegaskan bahwa pihak Twitter tidak melarang emoji bendera Ukraina.
"Twitter belum melarang emoji bendera Ukraina. Faktanya, sangat mungkin Musk akan melakukannya dengan serius," tulis akun itu.
Ia menyebutkan, Elon Musk sebagai pemilik platform Twitter, lebih menyuarakan propaganda Rusia.
Kompas.com mencoba menggunggah twit emoji bendera Ukraina menggunakan akun tanpa centang biru berbayar.
Hasilnya, emoji itu tetap dapat dipakai tanpa ada sensor dari Twitter.
Twitter memiliki sejumlah ketentuan atau pedoman bagi pengguna Twitter Blue.
Untuk mempertahankan centang biru mereka, para pengguna wajib mematuhi panduan tersebut.
Berikut aturan Twitter soal konten hoaks:
Anda tidak boleh menyamar sebagai individu, kelompok, atau organisasi untuk menyesatkan, membingungkan, atau menipu orang lain, atau menggunakan identitas palsu dengan cara yang mengganggu pengalaman orang lain di Twitter.
Anda tidak boleh membagikan media sintetik atau yang dimanipulasi untuk menipu yang mungkin menyebabkan bahaya. Selain itu, kami dapat melabeli Tweet yang berisi media sintetik dan termanipulasi untuk membantu orang memahami keasliannya dan untuk memberikan konteks tambahan.
Pelabelan itu juga disematkan pada twit viral tersebut.
Sejak invensi militer Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, kedua negara tersebut mengalami ketegangan militer.
Ketegangan itu juga merambah hingga ke media sosial. Dilaporkan oleh BBC, 16 Oktober 2022, Ukraina memiliki keunggulan di media sosial dalam menghimpun pendukungnya.
Sementara pendukung Rusia lebih gesit dalam menyebar pesan di Telegram atau propaganda di platform media sosial lainnya.
Ukraina dan Rusia memang memiliki pasukan internet yang sama inventifnya.
Kepala Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi Ukraina, menyebut bahwa lingkungan media sosial kini mencerminkan konvergensi langka antara sentimen resmi dan populer.
"Angkatan bersenjata melakukan urusan mereka sendiri, sementara masyarakat membuat konten, meme, karya kreatif mereka sendiri. Karena setiap orang merasa bertanggung jawab atas masa depan mereka sendiri," ujarnya, dikutip dari BBC.
Twit sensor emoji bendera Ukraina itu hanyalah satu dari sekian propaganda di media sosial yang bermunculan sepanjang tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.