Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Pernyataan seorang kardiolog beredar di media sosial dan menjadi pembenaran soal bahaya vaksin Covid-19.
Dalam wawancaranya dengan BBC, kardiolog Aleem Malhotra menyebut vaksin Covid-19 mRNA menjadi faktor penyebab kematian akibat penyakit jantung atau kardiovaskular.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.
Pernyataan kardiolog soal vaksin Covid-19 mRNA penyebab kematian kardiovaskular, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Narasi itu disertai siaran langsung BBC News pada Jumat (13/1/2023). Serta tangkapan layar twit Aseem Malhotra di hari yang sama.
Berikut narasi salah satu akun pada Jumat (13/1/2023):
BREAKING Berita BBC:
Ahli jantung mengatakan kemungkinan faktor penyebab kematian kardiovaskular yang berlebihan adalah vaksin mRNA covid dan peluncurannya harus ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.
Kita berhasil. Kami merusak media penyiaran arus utama.
Video wawancara BBC yang disebarkan itu merupakan siaran kontroversial. Segera setelah Malhotra membuat pernyataan itu, para ahli menyampaikan kritik.
BBC pun telah menerbitkan klarifikasi dan permintaan maaf. BBC mengakui, selama wawancara tentang statin, Malhotra membuat klaim tidak terduga tentang kematian akibat vaksin Covid-19.
Pernyataan Malhotra dianggap tidak terduga karena awalnya BBC minta pendapat soal pil statin yang diresepkan di Inggris, untuk menurunkan kolesterol serta mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.
Malhotra justru mengaitkan kasus kematian akibat penyakit jantung dengan vaksin Covid-19 mRNA.
"Kami mohon maaf karena kami tidak lebih siap saat itu untuk menantang poin dokter Malhotra selama wawancaranya," tulis BBC.
Malhotra mengutip data British Heart Foundation (BHF) terkait 30.000 lebih kasus kematian melibatkan penyakit jantung sejak pandemi. Dia menyalahkan vaksin atas data tersebut.
BBC memaparkan fakta lebih lanjut bahwa pihak BHF mencatatkan bahwa Covid-19 merupakan faktor signifikan kematian akibat penyakit jantung koroner.
Penting diperhatikan, yang menjadi faktor adalah penyakitnya, bukan vaksinnya.
Pihak BHF sendiri mendukung vaksin Covid-19 karena manfaatnya besar, sementara efek sampingnya sangat minim.
"Konsensus ilmiah adalah bahwa manfaat vaksinasi Covid-19, termasuk pengurangan risiko penyakit parah atau kematian, jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang sangat kecil," tulis BHF, dilansir The Guardian, Jumat (13/1/2023).
Meski ada laporan efek samping radang otot jantung atau miokarditis untuk vaksin Moderna dan Pfizer, tetapi kasusnya jarang terjadi.
Sementara, orang yang divaksinasi memiliki risiko jauh lebih rendah terkena komplikasi serius yang disebabkan oleh Covid-19.
"Menurut saya pendapat Dr Malhotra tentang statin dan vaksin Covid salah arah dan sebenarnya berbahaya. Sebagian besar ahli jantung tidak setuju dengan pandangannya dan mereka tidak didasarkan pada sains yang kuat," tutur ketua kardiolog klinis Universitas Edinburgh, Marc Dweck.
Malhotra sendiri merupakan seorang kardiolog yang bekerja di ROC Private Clinic. Dia terkenal memiliki pandangan ekstrem dan skeptis terhadap vaksin Covid-19.
Dia lebih vokal menyuarakan ancaman vaksin Covid-19, daripada kewaspadaan akan virusnya.
Sebagai informasi, efektivitas vaksin Covid-19 telah teruji secara klinis. Vaksin untuk Covid-19 baru dikembangkan kurang dari tiga tahun, sehingga dipantau secara berkala.
Berikut pantauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) soal data efektivitas vaksin Covid-19.
Ada yang perlu diluruskan dari pernyataan kardiolog soal vaksin Covid-19 mRNA penyebab kematian kardiovaskular.
BBC telah menerbitkan permintaan maaf dan klarifikasi atas wawancaranya dengan Aseem Malhotra.
Vaksin Covid-19 terbukti efektif, efek samping jarang terjadi, serta manfaat yang lebih besar dari risikonya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.