Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Disinformasi Vaksin Covid-19 Penyebab Kematian Kardiovaskular

Kompas.com - 26/01/2023, 17:15 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Pernyataan seorang kardiolog beredar di media sosial dan menjadi pembenaran soal bahaya vaksin Covid-19.

Dalam wawancaranya dengan BBC, kardiolog Aleem Malhotra menyebut vaksin Covid-19 mRNA menjadi faktor penyebab kematian akibat penyakit jantung atau kardiovaskular.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.

Narasi yang beredar

Pernyataan kardiolog soal vaksin Covid-19 mRNA penyebab kematian kardiovaskular, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

Narasi itu disertai siaran langsung BBC News pada Jumat (13/1/2023). Serta tangkapan layar twit Aseem Malhotra di hari yang sama.

Berikut narasi salah satu akun pada Jumat (13/1/2023):

BREAKING Berita BBC:
Ahli jantung mengatakan kemungkinan faktor penyebab kematian kardiovaskular yang berlebihan adalah vaksin mRNA covid dan peluncurannya harus ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.
Kita berhasil. Kami merusak media penyiaran arus utama.

Tangkapan layar unggahan dengan narasi menyesatkan di sebuah akun Facebook, Jumat (13/1/2023), berisi pernyataan kardiolog soal vaksin Covid-19 mRNA penyebab kematian kardiovaskular. akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi menyesatkan di sebuah akun Facebook, Jumat (13/1/2023), berisi pernyataan kardiolog soal vaksin Covid-19 mRNA penyebab kematian kardiovaskular.

Penelusuran Kompas.com

Video wawancara BBC yang disebarkan itu merupakan siaran kontroversial. Segera setelah Malhotra membuat pernyataan itu, para ahli menyampaikan kritik.

BBC pun telah menerbitkan klarifikasi dan permintaan maaf. BBC mengakui, selama wawancara tentang statin, Malhotra membuat klaim tidak terduga tentang kematian akibat vaksin Covid-19.

Pernyataan Malhotra dianggap tidak terduga karena awalnya BBC minta pendapat soal pil statin yang diresepkan di Inggris, untuk menurunkan kolesterol serta mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Malhotra justru mengaitkan kasus kematian akibat penyakit jantung dengan vaksin Covid-19 mRNA.

"Kami mohon maaf karena kami tidak lebih siap saat itu untuk menantang poin dokter Malhotra selama wawancaranya," tulis BBC.

Pernyataan Malhotra tidak valid

Malhotra mengutip data British Heart Foundation (BHF) terkait 30.000 lebih kasus kematian melibatkan penyakit jantung sejak pandemi. Dia menyalahkan vaksin atas data tersebut.

BBC memaparkan fakta lebih lanjut bahwa pihak BHF mencatatkan bahwa Covid-19 merupakan faktor signifikan kematian akibat penyakit jantung koroner.

Penting diperhatikan, yang menjadi faktor adalah penyakitnya, bukan vaksinnya.

Pihak BHF sendiri mendukung vaksin Covid-19 karena manfaatnya besar, sementara efek sampingnya sangat minim.

"Konsensus ilmiah adalah bahwa manfaat vaksinasi Covid-19, termasuk pengurangan risiko penyakit parah atau kematian, jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang sangat kecil," tulis BHF, dilansir The Guardian, Jumat (13/1/2023).

Meski ada laporan efek samping radang otot jantung atau miokarditis untuk vaksin Moderna dan Pfizer, tetapi kasusnya jarang terjadi.

Sementara, orang yang divaksinasi memiliki risiko jauh lebih rendah terkena komplikasi serius yang disebabkan oleh Covid-19.

"Menurut saya pendapat Dr Malhotra tentang statin dan vaksin Covid salah arah dan sebenarnya berbahaya. Sebagian besar ahli jantung tidak setuju dengan pandangannya dan mereka tidak didasarkan pada sains yang kuat," tutur ketua kardiolog klinis Universitas Edinburgh, Marc Dweck.

Malhotra sendiri merupakan seorang kardiolog yang bekerja di ROC Private Clinic. Dia terkenal memiliki pandangan ekstrem dan skeptis terhadap vaksin Covid-19.

Dia lebih vokal menyuarakan ancaman vaksin Covid-19, daripada kewaspadaan akan virusnya.

Sebagai informasi, efektivitas vaksin Covid-19 telah teruji secara klinis. Vaksin untuk Covid-19 baru dikembangkan kurang dari tiga tahun, sehingga dipantau secara berkala.

Berikut pantauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) soal data efektivitas vaksin Covid-19.

Kesimpulan

Ada yang perlu diluruskan dari pernyataan kardiolog soal vaksin Covid-19 mRNA penyebab kematian kardiovaskular.

BBC telah menerbitkan permintaan maaf dan klarifikasi atas wawancaranya dengan Aseem Malhotra.

Vaksin Covid-19 terbukti efektif, efek samping jarang terjadi, serta manfaat yang lebih besar dari risikonya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com