Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AJI: Kekerasan Digital terhadap Jurnalis Meningkat Tajam

Kompas.com - 16/01/2023, 17:31 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Ini kasus peretasan terbesar sepanjang catatan AJI," pungkas Adib.

Peretasan dilakukan melalui berbagai platform media sosial, seperti akun Facebook, Instagram, Telegram, hingga WhatsApp.

Ada lima kasus peretasan lainnya yang dilaporkan, yakni yang dialami oleh jurnalis CNN Indonesia, Jaring.id, akun YouTube Suara Kita, akun Facebook Nuusdo, hingga Ketua AJI Indonesia.

AJI Indonesia menilai, peretasan mudah terjadi salah satunya karena rendahnya kesadaran akan keamanan digital.

Sejumlah korban diketahui belum menerapkan autentifikasi dua langkah, menggunakan kata sandi yang mudah dideteksi, hingga menggunakan satu email untuk semua media sosial.

Langkah yang direkomendasikan

Melihat banyaknya serangan peretasan, AJI Indonesia merekomendasikan adanya peningkatan kapasitas keamanan digital bagi awak media.

"Keamanan holisitk ini bukan hanya secara fisik, tetapi dalam rangka mencegah, mengurangi risiko, dan respons ketika mengalami serangan digital," papar Adib.

Sementara itu, terkait tren serangan DDoS, AJI Indonesia memandang perlu adanya peningkatan keamanan situs media.

Selain mempelajari pola serangan DDoS, peningkatan keamanan juga dapat dilakukan dengan mengetahui jenis serangan, tanda-tanda munculnya, hingga memetakan motivasi pelaku.

Peningkatan keamanan situs bukanlah hal yang mudah dilakukan, terutama bagi media berskala kecil.

Oleh karena itu, program keberlanjutan untuk mendukung kemananan digital situs media perlu dilakukan.

Gambaran umum kekerasan terhadap jurnalis

Berdasarkan catatan AJI Indonesia, kasus serangan pada 2022 mencapai 61 kasus dengan 97 korban dari jurnalis dan pekerja media dari 14 organisasi media.

Jumlah kasus ini meningkat dari 2021 yang mencapai 43 kasus.

Selain 15 serangan digital, terjadi pula kekerasan fisik dan perusakan alat kerja sebanyak 20 kasus, kekerasan verbal sebanyak 10 kasus, kekerasan berbasis gender sebanyak 3 kasus, penangkapan dan pelaporan pidana sebanyak 5 kasus, serta penyensoran sebanyak 8 kasus.

Sebanyak 24 kasus melibatkan aktor negara yang terdiri atas polisi dengan 15 kasus, aparat pemerintah dengan 7 kasus,dan TNI sebanyak 2 kasus.

Sementara itu, terdapat 20 kasus yang dilakukan oleh aktor non-negara, seperti ormas sebanyak 4 kasus, partai politik sebanyak 1 kasus, perusahaan sebanyak 6 kasus, dan warga sebanyak 9 kasus. Sisanya, 17 kasus belum teridentifikasi pelakunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Prabowo Mengamuk Usai Sri Mulyani Beberkan Kasus Korupsinya

[HOAKS] Prabowo Mengamuk Usai Sri Mulyani Beberkan Kasus Korupsinya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

[KLARIFIKASI] Foto Puing Pesawat Latih, Bukan Helikopter Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

INFOGRAFIK: Hoaks Vaksinasi Booster Covid-19 Runtuhkan Kekebalan Tubuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

[HOAKS] Harrison Ford Pimpin Demo Kemerdekaan Palestina

Hoaks atau Fakta
Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Rekor dan Pencapaian Manchester City, Jawara Premier League...

Data dan Fakta
Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Disinformasi, Bill Gates Ciptakan Pasar untuk Vaksin Flu Burung

Hoaks atau Fakta
Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks soal Konflik Israel-Palestina, dari Kehadiran Rusia sampai Video Rekayasa

Hoaks atau Fakta
Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran

Data dan Fakta
[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

[HOAKS] 25 Orang Tewas Saat Pesta Pernikahan di China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 250 Juta Mengatasnamakan Kerajaan Arab Saudi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

[HOAKS] Kenaikan Tarif Listrik mulai 1 Mei 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

[KLARIFIKASI] Manipulasi Foto Seorang Anak Korban Gempuran Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo-Gibran Gagal Dilantik | Kehadiran Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

INFOGRAFIK: Cara Optimalkan Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

[HOAKS] Pernyataan Mengejutkan Pelatih Portugal Jelang Laga Lawan Indonesia

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com