Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Hoaks Terkait Hasil "Quick Count" Pemilu

Kompas.com - 16/01/2023, 13:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Hal itu bertujuan untuk membuat kecurangan pada hasil pilpres. Unggahan ini hoaks dan sudah di-debunking oleh Kemenkominfo.

Selain itu, akun Twitter @IreneViena menyebut hasil quick count harus ditolak karena lembaga survei yang mengikuti tidak kredibel, manipulatif, dan sering meleset.

Atas tersebarnya twit tersebut, cukup banyak komentar warganet lain yang mengungkapkan ketidakpercayaan pada lembaga survei.

Twit tersebut di-debunking oleh KBR. Hasil quick count dari lembaga survei yang kredibel tidak berbeda jauh dari real count KPU.

Eks Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Rustam Ibrahim melalui akun Twitternya menyebutkan, hasil quick count selalu akurat memprediksi hasil pemilu.

Partisipasi lembaga survei

Pendiri lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengatakan, partisipasi lembaga survei penting untuk mengawasi dan memantau hasil pemilu.

Dia menuturkan, quick count merupakan instrumen survei yang memiliki margin of error di bawah satu persen.

“Untuk quick count walau ada (kata) quick-nya (cepat), kita tetap harus hati-hati. Jangan asal quick,” kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/12/2022). 

Metodologi yang dipakai untuk menggelar quick count juga sangat ketat, mulai dari penentuan sampel yang diacak dengan jumlah yang besar hingga verifikasi berlapis.

Penentuan sampel pun tidak sekadar diacak tapi juga harus memperhatikan proporsi pemungutan suara.

Hendri menuturkan, hasil quick count dari lembaga survei yang kredibel tidak pernah berbeda jauh dengan hasil real count.

Bahkan, lanjut Hendri, beberapa lembaga survei dalam gelaran pesta demokrasi hasil quick count-nya mendekati real count KPU.

Cek kebenaran informasi

Pola penyebaran, trik, dan modus dari hoaks terkait quick count saat pilpres dan pemilu cenderung berulang.

Para pembaca dan masyarakat Indonesia perlu mencermatinya dengan melakukan pengecekan dari sumber resmi seperti media mainstream, lembaga cek fakta independen, dan website pemerintah.

Saat ini, sudah ada banyak kanal cek fakta yang membantu untuk mencari kebenaran sebuah informasi. Beberapa media juga memiliki tim cek fakta sendiri seperi Kompas.com, Tempo.co, Liputan6.com, dan lainnya.

Pembaca juga bisa melihat lembaga survei mana saja yang kredibel dan mendapat izin untuk melakukan quick count dari KPU. Biasanya, KPU mengumumkan daftar lembaga survei yang mendapat izin untuk menyelenggarakan quick count saat pilpres atau pemilu.

Selain itu, pembaca bisa mencari kevalidan sebuah informasi di internet salah satunya adalah website cekfakta.com atau turnbackhoax.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

Hoaks atau Fakta
Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com