Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia sedang khawatir dengan ditemukannya sejumlah kasus gagal ginjal akut pada anak.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sampai 31 Oktober 2022 jumlah kasus gagal ginjal akut mencapai 304 pasien.
Kemenkes menjelaskan, kemungkinan besar, penyebab utama kasus gagal ginjal akut yakni obat sirup yang mengandung bahan kimia berbahaya. Beberapa obat sirup anak pun ditarik dari pasaran oleh Kemenkes untuk mencegah bertambahnya kasus gagal ginjal akut.
Namun, di media sosial muncul sebuah unggahan yang mengeklaim bahwa penyebab gagal ginjal akut adalah karena vaksin Covid-19.
Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui membuat anak terkena penyakit gagal ginjal akut. Setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi tentang gagal ginjal akut disebabkan karena vaksin Covid-19 dibagikan oleh akun Facebook ini.
Akun tersebut menuliskan bahwa susu dari ibu yang divaksin Covid-19 mengandung virus. Sehingga, ini mengakibatkan anak-anak yang masih TK dan SD terkena gagal ginjal akut.
Dalam unggahannya akun Facebook tersebut menuliskan:
99 orang anak gagal ginjal akut alasan pemerintah karena sirup eh dari dulu sirup dah di minum anak anak gak da apa apa ,kok baru kali ini ada gagal ginjal. Jawaban nya adalah karena vaksinasi. Orang tua menyusui vaksin air susunya udah mengandung virus.
Anak anak SD anak anak TK di vaksin . Padahal vaksin di wajibkan untuk umur 18 tahun ke atas . 99 itu yang tediteksi di rumah sakit Riau.
Yg belum lebih banyak hampir semua anak anak lambat laun akan gagal ginjal. Yang sudah di vaksin ataupun yang akan di lahirkan ke dunia . Akibat bapak atau ibunya vaksin
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut bahwa gagal ginjal akut disebabkan karena vaksinasi Covid-19 tidak benar.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, memastikan, penyebab gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak bukan berasal dari ruang lingkup Covid-19, baik infeksi virus maupun efek dari vaksin Covid-19.
Menurut dia, penyebab gangguan ginjal akut mengarah kepada intoksikasi (keracunan) cemaran etilen glikol.
"Kasus gagal ginjal akut ini bukan disebabkan oleh Covid-19, vaksinasi Covid-19, atau imunisasi rutin. Diduga akibat adanya cemaran senyawa kimia pada obat tertentu yang saat ini sebagian sudah teridentifikasi," kata Syahril dilansir dari Kompas.com, Selasa (25/10/2022).
Syahril menuturkan, konklusi tersebut muncul setelah Kemenkes melakukan serangkaian penyelidikan epidemiologi, surveillance, dan penelitian maupun pemeriksaan terhadap pasien.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama. Ia membantah kabar burung yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ngabila mengingatkan agar jangan berasumsi jika tidak ada bukti.
Ngabila menjelaskan vaksinasi Covid-19 bermanfaat untuk mencegah keparahan jika terkenan virus Covid-19 sehingga tidak perlu masuk rumah sakit. Selain itu juga untuk mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
"Jadi, jangan tergiring opini yang enggak pasti. Pemerintah enggak mungkin menyelakakan masyarakat," kata Nabila.
Narasi yang menyebut bahwa bahwa gagal ginjal akut diakibatkan vaksin Covid-19 tidak benar atau hoaks.
Kemenkes memastikan penyebab gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak tidak terkait Covid-19, baik infeksi virus maupun efek dari vaksin Covid-19.
Berdasarkan serangkaian penyelidikan epidemiologi, surveillance, dan penelitian yang dilakukan Kemenkes, penyebab gangguan ginjal akut mengarah kepada intoksikasi (keracunan) cemaran etilen glikol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.