KOMPAS.com - Sejumlah informasi keliru beredar di media sosial sepanjang pekan ini. Sidang kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau J masih menjadi perhatian.
Muncul hoaks soal Richard Eliezer atau Bharada E yang terlibat dalam kasus tersebut.
Selain itu, ditemukan juga hoaks soal bencana bajir, pulau pasir, hingga link scam mengatasnamakan produk susu.
Untuk memudahkan masyarakat mengidentifikasi kebenaran informasi tersebut, berikut ringkasan penelusuran fakta sejumlah klaim keliru di media sosial sepanjang pekan ini.
Sebuah video menampilkan pesawat, yang diklaim dikirim oleh Amerika Serikat (AS) untuk membantu Australia merebut Pulau Pasir dari Indonesia.
Setelah ditelusuri, ternyata video itu berkaitan dengan ketegangan yang meningkat di Selat Taiwan, sehingga AS menyiagakan pesawat pengebom B-2 Spirit di Australia.
Pesawat itu tidak ada kaitannya dengan status kepemilikan Gugusan Pulau Pasir di antara Laut Timor dan perairan utara Australia yang tengah menjadi perdebatan.
Faktanya, Pulau Pasir bukanlah milik Indonesia. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Abdul Kadir Jailani memastikan pulau itu bukan termasuk wilayah Indonesia.
Berdasarkan Ashmore and Cartier Acceptance Act pada 1933, Pulau Pasir merupakan milik Inggris yang kemudian dimasukkan ke dalam wilayah administrasi Negara Bagian Australia Barat pada 1942.
Simak penelusuran selengkapnya di sini.
Isu soal penyadapan yang dilakukan oleh intelijen Australia terhadap Indonesia kembali muncul.
Video di media sosial menarasikan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi kepada Australia karena penyadapan.
Kompas.com, pada Jumat (28/10/2022), menelusuri potongan cuplikan yang dirangkum dalam video tersebut, tetapi tidak menemukan bukti yang diklaim oleh narator. Serupa dengan pola sebaran video hoaks di media sosial.
Video itu hanya berisi gabungan dari cuplikan pertemuan PBB yang menampilkan Menterli Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, hingga mantan Menlu Australia Marise Payne.
Isu soal penyadapan intelijen Autralia terhadap Indonesia pernah ada pada 2013 lalu.