Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Simpang Siur Informasi, Menanti Tanggung Jawab, dan Momen Introspeksi

Kompas.com - 04/10/2022, 14:48 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa meninggalnya seratusan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/22) malam menjadi luka tidak hanya bagi dunia sepak bola, tetapi juga Indonesia dan dunia.

Setidaknya 125 orang tutup usia usai menyaksikan laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, yang merupakan laga terpanas di Jawa Timur.

Sepak bola yang mestinya menjadi hiburan justru menjelma tragedi menyedihkan. Tragedi tersebut juga menjadi noda paling hitam dalam sejarah sepak bola Indonesia, dan mendapat sorotan dunia.

Pengamat sepak bola Tanah Air, Tommy Welly atau yang akrab disapa Bung Towel, menilai bahwa harus ada aksi konkret dan pertanggungjawaban para petinggi sepak bola di Indonesia.

Baca juga: Menilik Regulasi FIFA soal Larangan Penggunaan Gas Air Mata di Stadion

Menurut dia, para petinggi klub dan asosiasi sepak bola Indonesia seharusnya malu dengan terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Meminta maaf, tentu saja tidaklah cukup.

"Karena justru bukan yang pertama kali dan memakan banyak korban jiwa, jadi kejelasannya, pertangggungjawabannya jangan formalitas, basa basi. Artinya harus ada yang punya rasa malu dan tanggung jawab besar. Siapa itu? Mereka yang terlibat dalam persepakbolaan Indonesia," ujar Bung Towel kepada Kompas.com, Senin (3/10/2020).

Simpang siur

Salah satu masalah yang muncul usai tragedi terjadi, adalah informasi yang serba simpang siur. Hoaks bersebaran, data mengenai jumlah korban pun simpang siur.

Pemerintah menyatakan bahwa jumlah korban jiwa ada 125 orang, yang sebagian besar di antaranya merupakan suporter.

Jumlah korban bisa saja melebihi jumlah yang diungkap pemerintah melalui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Sebagai pembanding misalnya, Kementerian Kesehatan bahkan menyatakan jumlah korban tewas mencapai 131 orang.

Baca juga: Kemenkes: Korban Luka Berat Kanjuruhan 58 Orang, Meninggal Dunia 131 Orang

Aremania yang merupakan para pendukung Arema FC yang menjadi korban, bahkan menyatakan bahwa korban jiwa bisa mencapai lebih dari 200 orang.

Terkait detail angka korban simpang siur, Bung Towel berharap adanya keterbukaan dari pihak terkait. Apalagi, hal itu menyangkut identitas yang terkait nasib keluarga yang ditinggalkan. 

Namun, Bung Towel melihat kesimpangsiuran tersebut terjadi karena kepanikan, sehingga pendataan masih belum rapi.

"Kalau soal itu sudah pasti karena menyangkut identitas, menyangkut nyawa manusia. Kesimpangsiuran mungkin karena kepanikan belum rapi, lah. Tapi berapa pun jumlanya ini sangat mencoreng dunia sepak bola Indonesia maupun dunia," ujar Bung Towel.

Baca juga: Andil Gas Air Mata dalam Berbagai Tragedi Sepak Bola di Dunia...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com