Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andil Gas Air Mata dalam Berbagai Tragedi Sepak Bola di Dunia...

Kompas.com - 04/10/2022, 09:06 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meninggalnya lebih dari seratus orang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) usai laga Arema FC vs Persebaya menimbulkan duka mendalam.

Hingga Senin (3/10/2022) pagi, Kemenkes mencatat ada 131 korban meninggal dunia, 31 luka berat, dan 253 luka ringan hingga sedang. Peristiwa ini disebut-sebut sebagai catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Namun, pemerintah pada Minggu (2/10/2022) malam secara resmi menyatakan jumlah korban tewas ada 125 orang, angka yang menyusut dari sejumlah laporan sebelumnya.

Kekeliruan prosedur penanganan massa saat Tragedi Kanjuruhan dinilai menjadi faktor yang memicu jatuhnya banyak korban, terutama penggunaan gas air mata.

Peraturan FIFA dengan tegas melarang penggunaan gas air mata untuk mengurai massa di dalam stadion.

Baca juga: Menilik Regulasi FIFA soal Larangan Penggunaan Gas Air Mata di Stadion

Kendati demikian, polisi justru menembakkan gas air mata ke arah tribun Stadion Kanjuruhan yang masih dipenuhi penonton.

Hal itu memicu kepanikan yang membuat penonton berebut dan berdesak-desakan agar bisa keluar dari stadion. Akibatnya banyak orang terinjak-injak dan sesak napas.

Gas air mata dan tragedi sepak bola

Sejarah mencatat, gas air mata memegang andil penting dalam sejumlah tragedi sepak bola.

Setidaknya ada dua peristiwa-selain yang terjadi di Kanjuruhan, di mana penggunaan gas air mata di dalam stadion menyebabkan kematian ratusan orang.

1. Tragedi Estadio Nacional, Peru (1964)

Dilansir dari BBC, tragedi Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964 menjadi pertandingan sepak bola paling mematikan.

Peristiwa bermula saat Peru yang bertindak selaku tuan rumah tertinggal 0-1 dari Argentina dalam laga kualifikasi untuk Olimpiade Tokyo.

Pertandingan berjalan ketat dan Peru akhirnya berhasil menyamakan keadaan. Namun, gol tuan rumah dianulir oleh wasit.

Hal ini kemudian memicu kemarahan dari pendukung Peru, hingga membuat mereka menyerbu lapangan.

Baca juga: Tragedi Estadio Nacional Peru 1964, Korban Tewas 328, Ini Penyebabnya

Polisi mencoba mengendalikan situasi dengan menembakkan gas air mata untuk mencegah lebih banyak orang memasuki lapangan.

Akan tetapi, tindakan itu justru menyebabkan kepanikan. Penonton berhamburan dan berdesak-desakan mencoba menyelamatkan diri melalui tangga dan pintu yang tertutup.

Akibatnya, 328 orang tewas. Kematian terutama disebabkan pendarahan internal atau sesak napas akibat berdesak-desakan saat berusaha keluar dari stadion.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com