Arab dinyatakan merdeka dari Kesultanan Ottoman. Namun, impian Lawrence untuk melihat Semenajung Arab atau Jazirah Arab bersatu dalam sebuah pemerintahan, tak pernah menjadi kenyataan.
Jazirah Arab terpecah dalam sejumlah negara, hingga di era sekarang di dalamnya terdapat Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Yaman.
Dilansir dari Reuters, Lawrence merasa kecewa dan lelah mengetahui cita-cita besarnya tak terwujud. Ia pulang ke Inggris yang akhirnya menuangkan sejarah itu dalam buku Seven Pillars of Wisdom.
Namun dalam buku itu, ia tetap mengutamakan peran bangsa Arab dalam perebutan Damaskus. Bahkan, peran Australia yang jauh-jauh datang membantu tak dituliskannya.
Baca juga: Pengeboman Istana Buckingham oleh Jerman, Selamatnya Raja George VI dari Serangan Luftwaffe
Padahal peran pasukan Australia yang dipimpin Komandan Henry Chauvel sangat menonjol, terutama dalam mengalahkan tentara Ottoman di Palestina dan Suriah.
Di sisi lain, Lawrence tidak menyaksikan banyak aksi pasukan Australia karena diculik dan dalam sebuah kesempatan gagal bertemu dengan Komandan Henry Chauvel.
Tentara Kesultanan Ottoman bergabung ke medan Perang Dunia I sejak 1914 dalam koalisi Blok Sentral bersama Jerman dan Austria-Hongaria.
Blok Sentral ini kalah pada Oktober 1918 dan sebagian wilayah kekuasaan Kesultanan Ottoman dibagi untuk diduduki Inggris, Perancis, Yunani, dan Rusia.
Kesultanan Ottoman berakhir secara resmi pada 1922, dan pada 29 Oktober 1923 dijadikan negara republik oleh perwira militer bernama Mustafa Kemal Atatürk (1881-1938).
Dalam kepemimpinannya, Turkiye bereformasi dengan cepat menjadi negara yang sekuler dan cenderung mengadopsi nilai-nilai kebarat-baratan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.