Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Eksil 1965, Dibuang Negara dan Dicabut Kewarganegaraannya

Kompas.com - 03/10/2022, 09:18 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sarjana kedokteran yang terbuang

Waloejo Sedjati adalah satu dari banyak mahasiswa yang harus dicabut kewarganegarannya karena menolak tunduk para Orde Baru.

Keputusannya untuk melanjutkan studi kedokteran di luar negeri justru membuatnya terbuang dari Indonesia.

Pada 1960, sebelum Soeharto berkuasa, Waloeja mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri. Pria kelahiran Pekalongan ini mendapat beasiswa belajar ke Pyongyang, ibu kota Korea Utara.

Sebagai seorang mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa, Waloejo mempunyai keinginan jika studinya di luar negeri sudah selesai akan kembali ke Indonesia untuk mengabdikan ilmu yang ia dapat. 

Namun keinginan itu sirna, karena pada 1967 paspornya dicabut dan ia kehilangan hak sebagai WNI.

Baca juga: Kisah Letkol Untung, Dijatuhi Eksekusi Mati Setelah G30S

Menurut Waloejo, pencabutan paspor dilakukan KBRI karena ia dan beberapa mahasiswa yang tengah belajar di Pyongyang menolak untuk dilakukan skrining oleh Orde Baru.

"Di sini, setiap orang diteliti dan diuji loyalitasnya terhadap rezim Orde Baru di Jakarta. Karena aku menolak skrining, maka pasporku dicabut. Aku kehilangan kewarganegaraanku, dan menjadi pengembara tanpa identitas," kata Waloejo Sedjati dalam bukunya yang berjudul, Bumi Tuhan: Orang Buangan di Pyongyang, Moskwa, dan Paris (2013)

Waloejo Sedjati bersama teman-temanya di Pyongyang sadar akan konsekuensi yang ia hadapi karena menolak skrining dari Orde Baru, Namun, ia mengaku saat itu tidak ada yang menunjukkan rasa penyesalan.

"Apa sih artinya pencabutan paspor ini bila dibandingkan dengan kawan-kawan di Tanah Air yang dikejar, disiksa dan dicabut nyawanya?" ujar Waloejo.

Baca juga: Mengapa Hoaks dan Isu PKI Masih Laku untuk Propaganda Politik?

Setelah merampungkan sekolah kedokteran di Pyongyang, ia pun terpaksa meminta kepada guru pembimbingnya untuk diberi izin tinggal sementara di asrama Politeknik Kim Caik.

Saat itu ia memang tidak bisa pulang ke Indonesia akibat kewarganegaraannya telah dicabut.

Waloejo Sedjati menjadi seorang pengembara tanpa identitas di luar negeri. Jiwanya kerap tersiksa, jauh dari keluarga, dan tidak mendapat sebuah keadilan. Baginya sangat sulit melupakan Indonesia, meski ia telah dibuang dari negara tersebut.

"Sekarang aku telah kehilangan panutan dan kewarganegaraan. Kehilangan segala-galanya, dan bukan menjadi siapa-siapa lagi. Aku kini hanya seorang pengembara tanpa identitas, sebagai anak bangsa yang terpidana," ucap Waloejo Sedjati.

Baca juga: Di Balik Perbedaan Istilah Gestapu, Gestok, hingga G30S...

Setelah dari Pyongyang, Waloejo Sedjati berpindah ke Moskwa dan berlanjut ke Paris sebagai seorang eksil '65 yang kehilangan kewarganegaraannya.

Pada 2013 ia meninggal dunia di Paris. Jenazahnya dikremasi tanggal 13 September 2013 di krematorium pemakaman Pere Lancheise, 71 rue des Rondeaux 750202 Paris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com