KOMPAS.com - Klub sepak bola yang bermarkas di London, Chelsea FC, mencapai sejumlah prestasi gemilang di bawah kepemilikan taipan Rusia, Roman Abramovich.
Akan tetapi, invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuat sentimen anti-Rusia meningkat, sehingga pengusaha energi itu terpaksa melepas Chelsea FC agar terhindar dari berbagai sanksi.
Selama hampir 20 tahun di bawah kendali Abramovich, Chelsea FC kini dimiliki pengusaha Amerika Serikat, Todd Boehly.
Selama ini Boehly dikenal sebagai pengusaha di ranah olahraga dengan memiliki saham di klub baseball Los Angeles Dodgers, serta klub bola basket WNBA Los Angeles Sparks.
Pengalamannya sebagai pebisnis olahraga di AS membuat Boehly mengeluarkan pernyataan kontroversial saat melontarkan gagasan agar Premier League juga menggelar All Star Game.
Konsep yang ditawarkan Boehly adalah pertandingan yang mempertemukan para bintang sepak bola di utara dan selatan.
Dalam hal ini, utara dapat diwakili bintang dari Liverpool, Manchester, serta Newcastle.
Kemudian, tim dari utara itu akan diadu dengan pemain terbaik dari berbagai klub asal London seperti Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, serta dari kota lain di selatan.
Ide unik yang ditawarkan Boehly itu mendapat reaksi negatif dari pencinta sepak bola Inggris, yang merasa iklim bisnis di AS tidak cocok diterapkan di negara monarki itu.
Bahkan, muncul sebuah satire di media sosial yang menyebut Chelsea FC di bawah kepemilikan Todd Boehly bisa berganti nama menjadi London Cowboys. Nama ini merujuk klub football terkenal AS, Dallas Cowboys.
Namun bagaimana hoaks berbentuk guyonan ini beredar? Simak informasinya di bawah ini: