Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Dokter di Australia Dipecat karena Ungkap Vaksin Covid-19 Sebabkan Keguguran?

Kompas.com - 15/08/2022, 12:12 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Pengguna media sosial Australia ramai membicarakan informasi mengenai dokter bernama Dr Luke McLindon di Kota Brisbane, Queensland, karena pernyataan dia terkait Covid-19.

Dilansir dari ABC, percakapan terkait pemecatan dokter spesialis kesuburan reproduksi itu beredar di Twitter dan Telegram yang mendapatkan banyak tanggapan.

McLindon diklaim dipecat karena telah mengumpulkan data keguguran yang 74 persennya terjadi pasca-injeksi atau vaksinasi yang mengganggu kandungan.

Kemudian, menurut sejumlah klaim, dia dipecat untuk membungkam agar data itu tidak diketahui publik. Di Telegram, informasi itu diimbuhi klaim bahwa dokter tersebut tidak mau divaksin.

"Dalam upaya untuk membungkamnya, dia dipecat Jumat lalu!!" bunyi salah satu twit tentang klaim tersebut.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin adalah Cairan Beracun

Juru bicara rumah sakit Mater Health yang dimaksudkan dalam unggahan itu menyatakan, McLindon memang pernah bekerja di sana sebagai dokter kandungan dan ginekolog.

Ia tak lagi melakukan praktik di sana sejak November 2021. Rumah sakit tersebut juga tidak melakukan penelitian terhadap tingkat keguguran lima tahun terakhir, terlebih saat pandemi Covid-19 melanda.

Profesor Shaun Brennecke dari Department of Maternal-Fetal Medicine dan Pusat Penelitian Kehamilan di Royal Women's Hospital Melbourne juga memberikan penjelasan kepada ABC.

"(Data yang dipublikasikan selama ini) menunjukkan bahwa vaksinasi tersebut tidak meningkatkan risiko atau menyebabkan keguguran," kata Profesor Brennecke.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Menyebabkan Hepatitis Akut pada Anak

Dia kemudian mengutip sejumlah penelitian di berbagai negara yang mencakup puluhan ribu kehamilan dan hal-hal yang menyebabkan sebagian keguguran.

"Keguguran sayangnya merupakan masalah kehamilan yang relatif umum, terjadi pada sekitar 25 persen dari semua kehamilan, sehingga akan ada kasus perempuan yang mengalami keguguran saat menerima vaksinasi Covid mereka," kata Profesor Brennecke.

Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists justru sangat menyarankan bagi perempuan hamil untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Pernyataan yang mereka keluarkan pada Desember 2021 itu menyatakan, tidak ada bukti vaksinasi meningkatkan risiko keguguran dalam kandungan ataupun kelahiran, kelahiran prematur atau kondisi yang merugikan lainnya.

"Sebaliknya, infeksi Covid-19 dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit parah, rawat inap, masuk ke perawatan intensif, ventilasi mekanis, dan kematian, pada perempuan hamil, dan peningkatan risiko prematuritas dan lahir mati," penggalan pernyataan tersebut.

ABC telah berusaha menghubungi McLindon, namun belum mendapatkan konfirmasi hingga sekarang.

Namun klaim bahwa vaksinasi Covid-19 meningkatkan risiko keguguran, tidak memiliki bukti kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com